Skip to Content

novel

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (14)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (14)

mardiana-kappara.blogspot.com - Darahku langsung berdesir memasuki lobi kantor. Di meja Customer Service, Sambil berdiri, Yulianto setengah merangkul gadis berseragam kasir. Rok merahnya ketat dan mini. Seragam standar dari kantor itu tentu sudah dipotongnya. Entah apa yang sedang mereka perebutkan dengan canda. Tawa mereka memerahkan wajah masing-masing.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (13)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (13)

mardiana-kappara.blogspot.com - Kuinjakkan kaki di kantor pusat dengan sepatu high heels yang baru kubeli kemarin.
Ini hari pertamaku kerja menjadi seorang Kepala HRD.
Tugasku di Pos Berlian sudah kelar. Penggantiku tidak kesulitan melanjutkan pekerjaanku sebelumnya.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (12)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (12)

mardiana-kappara.blogspot.com - Nyenyak betul aku tertidur. Bahkan aku nyaris ketinggalan waktu subuh. Bergegas aku ke kamar mandi untuk berwudhu lalu mendirikan shalat wajib. Aku sama sekali tidak memperhatikan Bapak. Hingga panjatan doa terakhir aku tutup dan mukenah kubereskan.

Kulirik wajah Bapak.
Tenang sekali beliau tertidur.
Padahal langit sudah mulai berwarna biru tua.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (11)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (11)

mardiana-kappara.blogspot.com - Baterai hapeku drop. Makanya telepon Anjang maupun kakak tidak kuketahui. Sesampainya di rumah, Yuk Way langsung menyuruhku menyusul ke rumah sakit. Bapak jatuh pingsan lagi.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (10)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (10)

mardiana-kappara.blogspot.com - Seperti perkiraan Yulianto. Tiga hari setelah kunjungan, Pak Taufik memanggilku untuk memberitahukan tentang tes kenaikan pangkat. Beliau tak banyak berkomentar. Beliau tahu persis prestasi kerjaku selama ini sebagai kasir di front office. Apalagi aku memang sudah satu tahun mengabdi di perusahaan swasta tersebut.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (9)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (9)

mardiana-kappara.blogspot.com - Pak Herman, Kepala HRD, hendak mengundurkan diri.
Berita itu cepat tersebar. Bahkan sampai ke kabupaten.
Sambil mengabsen pagi, teman-teman banyak bergunjing mengenai daftar calon yang pantas menggantikan Pak Herman. Aku diam saja. Ikut mendengarkan.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (8)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (8)

mardiana-kappara.blogspot.com - Pas seminggu Bapak di rumah sakit. Menurut dokter Bapak sudah bisa pulang ke rumah. Gula darahnya sudah cukup stabil. Bapak terlihat segar dan sungguh sehat. Kali ini aku kembali minta izin kepada Pak Taufik untuk tidak masuk demi menemani Bapak keluar dari rumah sakit. Kakak juga demikian. Izin tidak masuk kantor hari itu.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (7)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (7)

mardiana-kappara.blogspot.com - Bapak sakit lagi. Kata anak buahnya sempat jatuh pingsan di kebun. Untung ada yang menemukan. Mang Rahim yang sedang kerja hari itu.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (6)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (6)

mardiana-kappara.blogspot.com - Tanpa terasa aku telah genap melalui enam bulan masa percobaan kerja di kantor. Tiga bulan lalu kami pun telah menempati kantor baru yang terpisah dari dealer. Dan hari ini ada kunjungan dari kantor pusat. Kepala Cabang (Kacab) didampingi Marketing Officer baru. Yulianto.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (5)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (5)

mardiana-kappara.blogspot.com - Lantunan Yasin menyambut kedatanganku dari berlian. Seno dan Rahmat yang mengantarkan dengan Pick-Up kantor. Kudapati tubuh Bunda telah terbujur kaku di tengah ruang tamu kami. Bapak khusyuk membaca Yasin, hanya kakak yang menyadari kedatanganku. Alif tampaknya sudah datang dari Jakarta.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler