Skip to Content

PUISI CINTA DAN DUKA

TRAGEDI BUAH APEL

Rambutmu yang hitam lebat tampak subur, dan terurai panjang

di sana rintik hujan berpilin senja, serupa pintalan benang sutera

Kini Kau Adalah Kemarin

Kutulis namamu pada helai kabut yang perlahan berayun turun
Dengan tinta tetes embun dari sela risau daun
Pagi masih bisu saat aku bergelung gelisah mengenangmu

nestapa cinta

memandang dalam kencana yang tlah menjauh

memisah batin terang menjada kelabu

tersenyum tipis menahan nyilu

melakukan alpa bentuk rasa kecewa

adakah sisa cinta di hatimu?

masih adakah rasa

walau kita tak lagi bersama?

Di ujung Ubun-ubun

Gelombang tautan saling menatap

Pada-Nya berpijak di atas duri-duri mati

Bekhianat bertemu harumnya melati

Membaringkan diri ketika kelam

kereta malam

KERETA MALAM

Melaju kencang kereta malam,

bersama angin terhempas lepas, 

tersadar ku meniti jalan bersamamu,

Pandum

PANDUM

diruang berhimpit tanya dan sangka,

berdesak sesak penuh  cerita,

akan smua ƔªйǤ telah dilakukan,

menoreh kalbu

MENOREH KALBU

 

ternyata....

tak seperti menyingkap tirai kepastian

yang dengan jelas memandang lepas

siapa yang bisa melihat hati orang

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler