kembali kuruntut lintas perjalanan kita
kutuangkan menjadi sebuah novel
kukumpulkan tebaran puisi tentang kita
kurangkai dalam kumpulan puisi
tiba-tiba bayangmu berkelibat
menyapaku lembut melalui sudut-sudut taman
jemarimu menyibak dedaunan
menelusuri kembali bunga yang akan kau untai
sepasang sandal jepit hitam itu
tak akan bernilai bila bercampur sampah
bahkan tak akan bernilai bila dibiarkan
tapi akan lain bagiku dan bagi kita
entah kenapa tiba-tiba kumelintas di jalan ini
melintas di sekitaran jalan depan rumahmu
dan kemudian tiba-tiba kurindu padamu
padahal telah begitu lama
begitu lama episode jalanan ini tak kita lalui
begitu lama tak kusebut namamu dalam doa
begitu lama kita terpisah dalam kegersangan
Kau memilih pergi
Disaat aku mulai membuka hati
Kau dan aku yang tak pernah menjadi kita
Haruskah semua berakhir seperti ini
seperti telah kita sepakati
ketika kita sama-sama mencari diri
pada jalur yang berbeda
kita akan kembali bersua
pada titik yang sama
entah mulai kapan benih cinta ini tertanam
barangkali engkau yang lebih tahu
karena engkau yang menaburkan
sedang aku hanya sebuah media tanam
sekalipun terpaan menggoncang cinta ini
engkau tetap begitu yakin melangkah
pedih engkau tanggung beban cercaan
tetapi engkau tetap mampu tersenyum
kutelusuri kembali potret kecantikanmu
dengan senyum yang manis
dan sorot mata yang merangkai kasih
untuk kembali menumpahkan galau rindu
Komentar Terbaru