Skip to Content

puisi edi sst

Bertaburan di Kejauhan

Bertaburan di Kejauhan

puisi edi sst

 

Lihatlah seluruh tebing di tepi pantai itu

Di lembar-lembar granit membeku

Nafsi, Nafsi

 

Nafsi, Nafsi

 

Ke manakah mesti kucari

Letupan api abadi yang mematri

Hati ini dengan lempengan arti

Kuakui, Kekasih

Kuakui, Kekasih

oleh edi sst

 

Kuakui, Kekasih

Aku tak pernah bisa

Menuliskan puisi cinta

Narasi Yang Meladam

Narasi Yang Meladam

oleh edi sst

 

Arus sungai di selatan desa telah menghanyutkan

Saat Pagi Menggeliat

Saat Pagi Menggeliat

oleh edi sst

 

Saat pagi menggeliat

Sekerat cokelat di atas meja flat

Tenggelam dalam Kalam-Mu

Tenggelam dalam Kalam-Mu

oleh edi sst

 

Tenggelam aku dalam kalam-Mu

Lebur dalam butir zikir yang tertabur

Telah Kuakrabi Sunyi

Telah Kuakrabi Sunyi

oleh edi sst

 

Setelah kau buat semalam begitu hidup

Pagi ini tak lagi kutemukan kau di sisiku

Di Pelepah-pelepah Nipah

 

Di Pelepah-pelepah Nipah

 

Angin membawamu pergi

Ketika aku sedang melukis angan

Menggariskan wajah di pelepah-pelepah nipah

Soneta Mangsa Ketiga

Soneta Mangsa Ketiga

oleh edi sst

 

Disaksikan langit sore lembayung

Aku berkata: kesetiaan telah memasung

Bingkai Tangkai Yang Patah

Bingkai Tangkai Yang Patah

oleh edi sst

 

Dik, lihat kristal air di ujung stalaktit itu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler