Skip to Content

Puisi Ibu

Ibuku Bukan Filsuf

Ibuku Bukan Filsuf

buat Maria Magdalena F. Ida

 

Ia tidak pernah menutup mata terhadap Cahaya,

Rumah Ibu

Pulang lagi, kereta kembali

datang lagi, macet menanti
petang pun masih disini
dalam lorong: tegak berdiri,

warna baru, senyum kala malam.

" Syair Kematian Sri Sudarsini "

Sekira lama dedaun kering jatuh meminta
Tunggulah berserak di muka tak dalam
Dapatkah meminta selain muka, dijatuhi daun-daun kering
Mengadah tangan tadah dalam mendoa tiba

Ibuku Kartiniku

Seputih kapas

Hati yang kau miliki

Selembut sutera

Kasih yang kau beri

Cinta yang seluas samudera

Sayang yang sepanjang galah

 

Ibuku Tercinta

Untuk kali ini
Habislah aku

Tiada syair yang dapatku buatkan untukmu Ibu
Jangan menangis Ibu, biar saja syairku menangis darah kan kubiarkan itu

Seindah-indahnya syair dan puisi

Benih Haram Pada Tanah Gersang

Satu peristiwa mengintip dengan satu mata yang merah
Mengurai arti pada pengalaman berkaki pincang
Keringat menodai malam udara sejuk beraroma dosa

Tak cukup kata

Kilauan Wanita emas

Rayuan pulau  seribu takkan pernah bisa menembus kasih sayang mu.

ARTI SEBUAH NAMA

E-ngkaulah wanita yang paling mulia dalam hidupku

L-antunan nada indah selalu mengiringi tidurku kala itu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler