Skip to Content

Puisi Kehidupan

ia tetap hidup dalam diam

bila kembang-kembang tak lagi rajin berbunga 

dan meluruhkan daun-daunnya 

jangan segera kau anggap ia tak akrab lagi 

dan enggan untuk menemani 

kembali belajar menahan diri

hari ini kita kembali belajar menahan diri

kita sama-sama menjaga kehormatan diri

gejolak hati yang masih begitu bergemuruh

kita genggam erat dan sembunyikan

mari kita rengkuh kembali

kembali kita menelusuri jalan yang telah kita lalui

untuk menemukan kembali keteduhan 

kembali kita siram benih yang telah kita tanam

siapa tahu akan tumbuh kembali

bukan karena jemariku yang lunglai

ingin kugoreskan ujung pena di atas kertas putih

tapi ternyata aku tak sanggup lagi menggoreskannya

bukan karena jemariku yang lunglai

Imah 4

ingin kusapa dikau disela kepenatan hidupku

sebagai uluran tangan ketika engkau terus memanggilku

namun tirai yang pernah kau buka

perlahan engkau tutup kembali

Imah 3

meski baru beberapa kata dikau membuka diri

sebanarnya aku cukup mengerti dan mampu merasa

akupun tak begitu peduli

apakah untaian kata itu sebuah kejujuran

Imah 2

begitu menggebunya dikau untuk berkencan dalam maya

beberapa menit usai kita berpindah dari massager ke wa

dikau seperti begitu kehausan di bawah teriknya matahari

melati di taman kehidupan

ada yang masih tersimpan dan masih terus kusimpan

yang belum sanggup kututurkan dengan kata-kata

atau mungkin tak akan kututurkan dengan kata-kata

Imah 1

jelang tengah malam dua lima juni dua dua

diantara kepenatan jalan pikiranku

kucoba membuka jendela kehidupan dunia maya

untuk sekedar menghirup kesegaran angin

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler