kau dengar apa yang dikatakannya?
tidakkah itu membuat luka harga dirimu?
Dimana perasaanmu?
Ataukah hatimu sudah beku?
Ketika helaian rambutnya telah memutih di makan usia
kulihat ibuku menangis tersedu pilu di tepi rawa-rawa sunyi
air matanya deras jatuh mengalir menjadi ribuan anak sungai
Sayup-sayup terdengar ombak resah bergemuruh di kejauhan
Sementara kabut asap yang datangnya dari jauh menyelimuti kotaku
Buram wajahku di cermin hari ini
hampir tak percaya kulihat wajah sendiri
terasa asing, bagai makhluk dari planet lain
Hitung hitung banyak yang pandai berhitung
hitung harta, hitung tahta, hitung wanita
hitung waktu, hitung simpanan, hitung masa depan
Pada suara kokok ayam di subuh buta
roda kehidupan pagi segera bergerak
Pada keindahan cahaya pagi merekah
berbagai asa hari ini kugantung di langit
Dalam syair kehidupan anak suku laut di kala senja, ada senandung dimana kita harus menyimaknya dengan hati, syair kehidupan yang berdendang selalu dari masa ke masa, sisi ruang hati tempat nurani
Tentang segala tentang ku.
Memahami sepenuhnya diriku,
Karena jalan hidupku kadang tak menentu.
Aku..
Kadang dalam tangis ada tawa ku,
Malam ini tak seperti biasanya tak seorangpun tahu isi hati hembusan angin gelap menerpa merasuk ke setiap pori Mencari benang-benang harapan yang tersisa
Rembulan bisu mengambang di balik tirai samar
Perlahan lenyap ditelan gelap ruang kamar
Dalam pagut panjang bibir rindu yang bergetar
Komentar Terbaru