Skip to Content

Puisi Kehidupan

Merpati Menyapa

Aku tak mampu jauh-jauh
mengulum khayalan
Jika gemerincing rindu
bodoh dan kekanak-kanakan

Berdiri Keruh

Mata air

bergumam tuk pagi

Jangan ubah embun

menjadi debuku !

 

Dialog dengan Malaikat dan Hujan

Dingin selimut bagi nadi
gelora beku menyapu alam

Mereka berdiri disana !
yang datang menunggangi angin mati
lalu turun diantara anak hujan

Tenggelam

Andai yang tak kupunya adalah mati

Kan ku lolongkan permintaan-permintaan

 

Gelombang diatas kepalaku

Adalah rasa kecewa

NGAMBANG

Lompati batas, batas itu dingin

Berupa kubangan atau ia layar putih

Yang tembus pandang.

……..aku tak tahu !

Aku menamakannya, visi yang tak pernah mati.

Jika Saja

Oo, Jika….
Jika saja dijumpakan padaku bola bola kehidupan
dari kahin yang sekarat…
mungkin saja aku tidak akan gagap
menjumlahkan cinta yang kuperlukan

Mencapai Mata Hati

Saat kesadaran maju
tak ada berdiri yang lebih dekat
dari mata hati…
Takkan muat dengan muatan kebencian

Isi sekendi emosi sudah tidak ada

Bintang Jatuh

Bintang jatuh ketanah
sinarnya belumlah usai
Tak untuk waktu yang cukup lama

Menembus Sepi

Diambang kering, menempatkan jejak

bukan meratapi fatamorgana

Kata dan pena menciptakan khayalan

lebih pantas

Diam dalam kegejolakan

Ketika kesabaran telah hilang, , ,,

Arah raga pun mulai melayang, ,

Tak tentu kemana arah tujuan

Dari jiwa yang meronta

 

Dalam kesendirian

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler