Skip to Content

Puisi Kehidupan

Imah 4

ingin kusapa dikau disela kepenatan hidupku

sebagai uluran tangan ketika engkau terus memanggilku

namun tirai yang pernah kau buka

perlahan engkau tutup kembali

Imah 3

meski baru beberapa kata dikau membuka diri

sebanarnya aku cukup mengerti dan mampu merasa

akupun tak begitu peduli

apakah untaian kata itu sebuah kejujuran

Imah 2

begitu menggebunya dikau untuk berkencan dalam maya

beberapa menit usai kita berpindah dari massager ke wa

dikau seperti begitu kehausan di bawah teriknya matahari

melati di taman kehidupan

ada yang masih tersimpan dan masih terus kusimpan

yang belum sanggup kututurkan dengan kata-kata

atau mungkin tak akan kututurkan dengan kata-kata

Imah 1

jelang tengah malam dua lima juni dua dua

diantara kepenatan jalan pikiranku

kucoba membuka jendela kehidupan dunia maya

untuk sekedar menghirup kesegaran angin

kekasihmu sedang bermain di sini

sepertinya engkau mencari kekasihmu kawan 

engkau mondar-mandir di sekitar taman kehidupanku 

hanya mondar-mandir sambil melirikkan mata 

belajarlah untuk ikhlas

dialog kecil hari ini semula aku anggap biasa

ketika kubaca WhatsApp pertamamu 

bahwa sepasang sepatu itu hilang 

saat engkau keluar dari makam Imam Syafi'i

tegarlah berdiri

memang tidak mudah jika engkau tetap berdiri di sini

meski tekadmu telah bulat engkau berdiri di sini

karena sepintas engkau tidak mendapati sesuatu di sini

Baur

BAUR

 

Perkenankan aku menyapa...

Pada titik embun...

Yang membias cahaya...

Dipagi penuh makna.....

 

engkau akan menangis selamanya

telah kutulis pesan keabadian untukmu 

telah kusampaikan isyarat untukmu 

dan kaidahpun telah sepakat 

demikian pula hatinuranimupun seirama

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler