berpuluh-puluh tahun ia mengais rezeki di sini
di terminal ini
sejak anak-anaknya masih bayi
hingga anak-anaknya menggendong bayi
HIDUP (IV)
: Bunga kasih
Oleh: Gerobakata Kenarock
Biarlah langit malam ini menjadi hitam
Tanpa ada kilau bintang maupun bulan
HIDUP (III)
: Perempuanku
Basuhlah dengan perlahan tangan dan wajah
meski ditengah dingin menggigit kulit
HIDUP (II)
: Basuh lukamu
Andai saja kita bisa memilih titah hidup
tentu akan dapat mendahului sesal
HIDUP (I)
: Lentera, Jiwa, Cinta dan Kamu
bila aku nyalakan lentera
dipekat malam
rona senja akan datang
Telaga telah mengering Menyapa kegersangan di balik tumpukan dedaunan kering Asap membumbung menemani petani tua mengamuk hutan di perbukitan gersang
Sayang tak bergeming
Bersembunyi meluruh di kandang ubun ubun
Menyeruak di waktu waktu surya meredup
Tinggallah pena satu bait kata tak tersampaikan
JALUR SURAM
Bentuk yang tak bernyawa, Tetapi bukan manusia
Tidak hidup, Tetapi dia minta untuk mencekiknya
Seriang aku bermain dengan akalku Aku bergumam :Aku membencimu.
Kehidupan masih merangkak
Butuh asupan dan kreatifitas
Kehidupan menuju ke atas
Dana berkurang entah kemana
Pertumbuhan jalan yang pesat
Aku,siapa?
Kamu,kenapa?
Dia,bagaimana?
Kita,dimana?
Komentar Terbaru