( saat duka menyesak di hatimu )
Tiada yang kekal abadi?
terpurukku dalam
tubir curam dan gelap
tersaruk melintasi
Senja turun
rintih burung menyesali
angin kering yang cepat datang
perempuan itu menenun lagi
terlalu gerah menenun di kala siang, katanya
Nanti setelah kami mati
Siapa bakal pengganti?
Ketika kamu tidak mau hamil
Untuk melahirkan anak-anak negeri
Ketika berombongan
-160-
YANG TERSISA DARI KITA!
Oleh: Emil E. Elip
Setiap jalan kehidupan adalah baik
Setidaknya bagi diri kita sendiri.
( catatan buat Pengelana )
Mataku mengerjap
Menyusur ubin mencari kata
Merangkai menjadi bahasa
Yang kutahu dan anda mengerti
Bumi masih hangat
alalang masih ngantuk
daunnya bergelung, tapi
tajamnya masih sama...
Emprit, kutilang...
ciblek gunung, tekukur...
Tangan-tangan kotor itu membuat
kita menggigil
Saat kerja berhenti
Saat mesin kerja mati
Ketika tubuh bergerak apa adanya
Langit redup
Angin diam
Pohon diam
Burung bersahutan,
mengeluhkan hidupnya...
Di satu siang yang bau aspal
ilalang layu mencium bumi
lambainya pelan seperti merajuk
terlalu terik rupanya
Bunyi sepatu bot berderak
Jelaga malam sedikit tersisa
di sudut sini...
Rona emas tiba tanpa banyak kata
Benda bulat menggelindingkan lancar
Menuruni jalan licin
Hati terasa penuh
Sarat duka lara nestapa
Komentar Terbaru