kusiramkan air setiap pagi pada kembang-kembang yang kutaman
karena aku mengerti ia akan digempur oleh teriknya matahari
kusiramkan air pada kembang-kembang yang kutaman
jangan puja aku karena tumpahan hatiku
jangan puja aku karena kasih sayangku
jangan puja aku karena belian lembut tanganku
jangan puja aku karena dekapan perlindunganku
jangan paksa aku menghentikan langkahku
setelah aku melangkah dan menghayati langkah ini
meskipun semula aku enggan melangkah
dan aku begitu tidak yakin bisa melangkah
ribuan manusia berjajar berdesakan
menunggu giliran jatah kehidupan
tak ada yang bisa mengalah
ketika aku lahir ayahku tiada menungguimu
engkau berbaring di atas tikar dan satu bantal
dengan seorang dukun menunggui
berpuluh-puluh tahun ia mengais rezeki di sini
di terminal ini
sejak anak-anaknya masih bayi
hingga anak-anaknya menggendong bayi
HIDUP (IV)
: Bunga kasih
Oleh: Gerobakata Kenarock
Biarlah langit malam ini menjadi hitam
Tanpa ada kilau bintang maupun bulan
HIDUP (III)
: Perempuanku
Basuhlah dengan perlahan tangan dan wajah
meski ditengah dingin menggigit kulit
HIDUP (II)
: Basuh lukamu
Andai saja kita bisa memilih titah hidup
tentu akan dapat mendahului sesal
HIDUP (I)
: Lentera, Jiwa, Cinta dan Kamu
bila aku nyalakan lentera
dipekat malam
rona senja akan datang
Komentar Terbaru