pulau dan kota baru, hadir
memaksakan sebuah takdir
kalian memang sungguh pandir
atau rakyat yang tak pandai mikir?
mereka mati setelah kalian siksa
bahkan tak sedikit yang diperkosa
sedikitpun kalian tak merasa berdosa
bahkan merasa yang paling perkasa
Tanganmu mendua
bibit angin dan kepentingan di belakang punggungmu
Lidahmu bercabang
kata-katamu bagai pisau bermata dua
Kau harus dengarkan laguku
lagu tentang kesejukan angin di pedesaan
Kesejukan hati kami para petani
menatap sawah yang luas membentang dan padi menguning
Nestapa kenapa kau datang lagi
langit jakarta masih memerah
bara kata-katamu masih membara
hiruk-pikuk suaramu belum sirna
luka-luka belum sembuh sempurna
Angin adalah penguasa dunia bermahkotakan buih lautan
Kekuasaannya sangat luas meliputi sebulatan bumi
Mengatur daratan dan lautan, mengatur awan
Matahari selalu bergerak pasti
Patuh berjalan di garis edarnya
Tiada keraguan terhadap langkah-langkahnya
Adalah angin yang bergerak sesukanya
Wahai badut-badut penari topeng
Menarilah sepuasmu, lampiaskan nafsumu
Menarilah dalam alunan suara gendangmu
Menarilah engkau hingga kehabisan malammu
Dengan mengenakan kacamata kuda
Kau hanya memandang lurus ke depan
Memandang jalan keinginanmu
Ketika kau rasakan ketidak-adilan
Merdeka!
Kita sudah tak dijajah oleh Belanda dan Jepang
Kita sudah tak dijajah oleh bangsa mana pun
Komentar Terbaru