Skip to Content

Puisi Papua

PAPUA TERCINTA

Oleh: Anton VW & Cinde

Sekalipun, tiada satu tarikan nafas
Sekalipun, tiada satu pijar rindu
Sekalipun, tiada satu tetes Kasih
Sekalipun, tiada satu langkah

LARIKU BELUM SINGGAH DI UJUNG

Oleh: Anton VW & Cinde

Ketika negerinya maut begitu dekat
Lariku belum singgah di ujung
'Tuk menjangkau rangkulan
Orang-orang kau jangkarkan harap

DOAKU BUAT PAPUA

Oleh: Anton VW & Cinde

Bapa yang maha kasih,
Berilah kami kekuatan, agar tetap tabah,
Kabarkanlah Hati kami,
Agar berkemauan kuat, rela berkorban,

AIRMATA PAPUA

Oleh: Anton VW & Cinde

Meneruskan lenggang dan gelombang,
Keruhnya sampai masuk ke lubang laut!
Airmata di Tanah Paua
Tak jua mau sirna

AIR MATA DI UJUNG TIMUR TANAH PAPUA

Oleh: Anton VW & Cinde

Aku terhenyak melihat sudut Patriakhi
Dari metodologi cerita kehidupan
Di ujung Timur Tanah Papua

Aku prihati,

SUARA KAUM TERTINDAS

Kami adalah sisa
dari yang sudah musnah
kata orang Papua
tetapi kami masih bertahan
untuk hidup seribu tahun lagi

Kami adalah sisa
yang egkau memburuh

BURAMNYA WAJAHKU

Bercermin setiap pagi hanya keburaman yg menanpak di layar negri
Keceriaan telah menghamba pada ketakatukan karena keberanian diperbudak oleh senjata dan penjara

PAPUA TELANJANG

Lihat disana burung surga bernyanyi
Kembang-kembang hitam jatuh terkulai
Embun berkabut menatap sang mentari
Alam buana merayap sepi...
kerasnya tangisku...
Damaipun berduka

NYANYIAN BANGSAKU

Di kalah matahari mulai sembunyi rupa,
terdengar nyanyian senja,
unggas- unggas hutan,
lentingan suaranya merdu,
membujuk rimbahku tidur,
itulah nyanyian bangsaku.

AIR MATA NEGRI

Musim berlalu tinggalkan kesan
DUkacita melanda air mata menetes
Itulah kehidupan di tanah ini

Memang pedih ku
Sedih yang bisu
Hanya harap kepada pertolongan Tuhan ku

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler