Skip to Content

Puisi Religi

PELAUT TUA DAN SENJA

Seorang pelaut tua berada di bawah naungan senja

Berdiri di tepian pantai, menatap ke lautan lepas

Nun di kejauhan di sana terlihat langit mulai mengelam

 

HAMBA YANG FAKIR

Kulihat engkau

semisal sajak, puisi, amsal, atau apa pun namamu

berlumpur kata berbalut makna

berserak di sepanjang jalan yang kulalui

MATA HATI

Samudera Hikmah-Mu

Lautan ilmu, luas tak berbatas

Mengalun di dalamnya ombak keperkasaan-Mu

Melekat pada segala makhluk yang tercipta

ANGGUR SECAWAN

Aku datang kepadamu

Mengetuk pintu-pintu kesunyian malam

Memohon untuk menjadi cawan anggurmu

Tempat kau tuangkan anugrah kehidupan

 

Kudambakan ia

LAUTAN CAHAYA

Lihatlah lautan cahaya yang luas membentang

Gerak ombak-Nya yang tiada berpantai

Jelajahilah hingga jauh guna mengungkap tabir-Nya

Ujian atau Cobaan

Berjalan menuju ke kota sejuk

Jalan panjang harus kutempuh

Mengarungi lautan matahari

Panas membara membakar telapak kaki

Panas menyengat menusuk ke ubun-ubun

KERETA WAKTU

Aku tidak pernah tahu

kereta waktu seperti apa

yang telah membawaku hingga tiba ke detik ini

 

Aku tidak pernah tahu

TERTIPU CINTA

Cinta itu sepenuhnya bersemayam di dalam kalbu

Tapi aku si orang dungu mencarinya di dalam simbol-simbol

Ketika KAU nampak-kan kepadaku si anjing hitam

CINTA DIATAS CINTA

Aku punya banyak cinta

Tetapi hanya satu yang setia bagiku

Ketika yang lain meninggalkanku

Ia tetap setia disampingku

Menemaniku di dalam liang kubur

DUA PERTIGA MALAM

Jejak perjalanan anginku terhenti di ufuk fajar

Di bibir waktu ia menghilang dan rembulan menggigil di kejauhan

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler