Skip to Content

puisi sufi

NISAN NAN TUMBANG

NISAN NAN TUMBANG

 

Nisan nan tumbang di pusara leluhur moyang

terkapar sepi menyembah bumi iseng sendiri

Entah tuhan yang mana

Manusia, 

dan tumbuhan, hewan, 

lautan, bebatuan, rumah-rumah, 

rinai hujan, jalan aspal, 

tong-tong sampah, 

"Ikhlas Hati dan Cinta"

Sedang sayang tak mungkinlah dilepasnya

Andai aku tahu bahasa hujan membasahi daun-daun kering, sudah ribuan hati mungkin aku terjemahkan

" Puisi Sedap Malam "

Bersamaan awan teduh senja jatuh di pangkuan dewi-dewi malam

Ada puisi dipendam hati berbunga senyuman diantara senja merah merona

Sungguh untukmu puisi itu yang dicuri dewi-dewi malam

Takdir Cinta & Jodoh Yang Tertukar

Angin malam merasuki tubuh sepasang cinta.
Enggan berhenti bercumbu sampai basah.
Tak beranjak yang lain itu menumpang
dunianya.

Duhai Ramadhanku (semoga lailatul qadarku)

"Duhai Ramadhanku" (semoga lailatul qadarku)

Embun pagi kembali datang lagi
Kali ini separuh wajah pagi ke 22 ramadhan

Kalau Aku Menentang Sastra

Aku tak lain tak bukan
Tetes air jatuh di ibu kota
Bapak menggendong ibu ke kota-kota
Aku telah sampai sembada

Untuk soal seni
Jatuhnya aku jauh sudah ada
Itu adalah soal langit

Bulan Aku Ampun

Sunyi lebur di teduh
Direngkuh bulan wulan
Merindu sungguh
Keribaan mengalir penuh ampunan

Beriak kata tersesat terangkai
Ini teriak tubuh di kolam keruh
Aku rindu ramadhan penuh

Lir Padi & Cina?

Sebelum padi usia tua
Hijau-hijau nun sumilir-ilir
Kemana gembala menaruh riangnya
Bersendau ceria tentang alam

Demi waktu yang bergulir
Bangunkanlah selagi masih ada waktu

Sifat Tubuh Jenuh

Akulah tubuh dari unsur tanah dan dari tanahlah sifatku kadang pemurah.
Akulah tubuh dari unsur tanah didarinya ada air, dari airlah sifatku kadang tenang menyejukkan.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler