Skip to Content

Puisi

Kunang Kunang

Kunang Kunang

 

menjadi rambu rambu

masih ada pagar bambu

tari daun padi

- Tidak . . . -

Tuhan,
aku kembali.
kembali dalam bising yang menyepi.

aku pulang,dan aku ingin menangis dalam peluk Mu.

maaf.
aku pulang tidak membawa apapun.

hmm. . .Tuhan.
bisa kah Kau tetap berada disisi ku?

Selamat Datang Tahun Baru

Ufuk pagi enggan menuju siang

Benderang siang enggan menatap sore

Remang sore enggan jelang datangnya malam

Seakan malam enggan tinggalkan dirinya

 

pisah

mengikuti alunnan sang senja..

lantas lupa akan jiwa ragaku..

tersirat seberkas bayang angan,

maya namun nyata bagiku.

 

emasku memerah,

dan emasku termakan,

pelahan tengelam dan kau sapa,

senja dalam rintik perpisahan.

blajar

pernah terasa depak penuh mesra,

smua demi kasih dan cinta,

apadaya raga ta' kuasa,

harapku demi cita-cita.

 

kasih..

rindukan aku di ujung waktu,

kan kau dapati hasilku,

 

kasih..

rindukan aku ditiap waktu,

janjiku satu hanya milikmu.

PENA DAN DO'A

Pena dan Do’a


dengan karangan aku bercerita


dengan gubahan aku curahkan isi hati


dengan saduran aku menyusun kata


dengan epigon aku mengekor seniman yang lalu

Diam-diam

Ketika
subuh telah semakin basah
sembabkan kelopak dedaunan
lalu kembali engkau katakan
keheningan membuat air mata
lebih mudah teruraikan.
Matamu kuyup serupa rumput

Pujangga sukma

Ketika ranting dan daun beradu
Gesekkan bunyi nya
Hampir tak terdengar
Yg mendengar hanya peka nya hati.....

Udara malam menghembuskan nada nya
Tak terdengar sampai ke relung sukma

sama

Bila bisa merasakan rasa yg sama...
Mungkin tak kan sanggup 'tuk berdiri

Bila bisa merasakan rasa yg sama...
Belum tentu mampu 'tuk berdiri lagi...

Bila bisa merasakan rasa yg sama...

Menjadi tawa

dengan tiada kata kutulis yang tak mengerti

semua menjadi asing

pertama dijamak

saat terlena oleh buaian


mengapa inginkan paras itu

yang hanya memeberkan nama balik penghubung

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler