Skip to Content

Puisi

Aku, Pikiran dan Kata

Kami berdiri dalam satu barisan yang sama:
Aku, pikiran dan kata
Kau tahu, siapa yang akan lebih dulu bersuara?

Dalam Hujan Aku Mengenang

Di, hujan datang lagi. Nopember tahun ini hujan begitu rajin datang dan pergi. Ia selalu tahu saat-saat aku sendiri dan merasa sepi. Ia datang seperti ingin menemani.

Puisi Puisi Eka Yuli Andani

UNTUK SEBUAH NAMA

 

Kau dekap tubuhku dan menjaga malam

Ketika desiran angin menghembuskan dingin

Kau jaga erat sukmaku

Gundul Pacul

Gundul pacul kupetik dalam string gitar, 

Kuulang hingga lancar dan terbiasa,

Untungnya bukan fitnah yang kupantik,

Hanya Asap

Kala jingga menyapa sepasang sayap yang patah

Kertas dan pena



Kasih...
Aku tak cemas bila tak ada kertas untuk kutulis kata cinta.
Atau pena agar cintaku ini kau baca.
Karna kau tahu...
Akupun tahu...

Klitik Topeng

Seperti gelandangan
termenung dalam emperan kosan
dengan muka lusuh dan sebatang lisong
Dihempaskan asap amarah dari cocotnya

Ah topeng itu
tidaklah kalian melihat itu?
Menari
meronta

Sepasang Mata

Sepasang mata yang paling nelangsa itu tahu, bahwa puisi memang selalu tentang rasa. Tak pernah ada yang direkayasa.

our wedding

Mestikah  pada baris ucapanmu ada kekhawaritan  kebimbangan

Bukankah aku yang mengajarkan keteguhan dan keyakinan

bumi

jangan cintai aku apa adanya

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler