Skip to Content

Sastra Flores

SURAT CINTA UNTUK ADONAI

Adonai...
Meski langit kini tak mencintai pagi
Dengan mendung yang tak memberi sinar mentari dan
Meski langit kini tak mencintai malam
Dengan rinai hujan yang tak memberi wajah bintang dan bulan

KAU, AKU (KITA) DAN WAKTU

Pernah sekali KAU menyalahkan WAKTU
Ketika KITA tak mampu mengulang kembali masa lalu
Melihat sikapmu, AKU menjadi agresif
Ku ancam jarumnya untuk segera berbalik arah

KEPADA KABUT PUTIH DI LANGIT BIRU

Dari bola matamu,
Telah lahir kemelut rasa bernuansa cinta
Kepakkan sayap-sayap putihmu menyamarkan langit biru

Pernah kucoba mendaki puncak bukit
Untuk merangkul gumpalan tubuhmu

TUBUH YANG PUNTUNG

Sering kudengar keluh kesah dari bibir jiwa yang sempurna
Meracau, mendesah bahkan putus asa dalam hal sederhana

Aku tahu,
Tubuhku pincang tak mampu berlari dan berjalan

BENALU

Selirik lagu menari ria dalam otakmu
Kini terngiang juga dalam hatimu

Dia yang kau pikirkan
Bukanlah Aku
Bagimu,
Aku sekedar bayangan semu

Setahun lalu...

ADA SAATNYA

Manisku,
Jangan gundah hatimu
Masih ada remah-remah kalbu yang tersisa
Melekat di sudut umbaran senyum bibir pilu
Nantikan sampai waktunya tiba
Saat ia jatuh disapu rinai air mata bahagia

AKU PEMUJAMU

Wajah senja tercakar ranting jati
Pernik hijau mengais-ngais langit kelabu
Kerlipan matanya mengintip di celah kerumunan daun
Seketika merekah senyuman bahagia
Engkaukah itu?

MATA DI BALIK KACAMATA

Mataku, matanya
Menatap matanya, melukis mataku
Seumbar senyum hinggap di matanya
Usai mengawang di langit senja

Mataku, matanya
Mata-Mu kah?
Kian merona di pelupuk bahagia

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler