Skip to Content

Sastra Papua

SELAMAT NIKMATI KEKUASAAN

Selamat datang kekuasaan!
Hari ini engkau datang
Dengan wajah kekokohan
Menebarkan senyum dan lambaian tangan

Silahkan duduk dikursi empuk
Bermesrahan hukum dalam kemalangan

SATU

Satu dari seribu nalar
dibuat seribu dogma
Satu dari seribu mimpi
dibuat tersesatkan
Satu dari seribu tujuan
dibuat korban berjatuan
Satu dari seribu bahasa

SATU KAPAL

Samudra kehidupan badai melanda
Diambingkang amukan manusia
Kini segilintir nahkoda melawan arusnya

Dalam muatan kapal
Satu darah menahan dinginya rasa

SATU DARI SERIBU JALAN

Di antara seribu bintang
Ada satu yang berpijar
Di antara bunga yang mekar
Ada satu yang berduri

Aku ingin jadi satu yang beda
Diantara yang ada

SAJAK BATU TUA, HARI INI

Kutulis kemalangan
Ku berkata kemalasan
Ku bernyanyi ketidakpedulian
Ternyata umur tua tak menjamin kearifan
Anak-anak pun selalu saja terbodoh

RAYUAN ANGIN LAUT

Senyum kecil memukau
Melukis diri di balik dinding puth
Mengodai sang adam yang terkulai
 
Ku disini samping mu
Sedang merangkai kata-kata di bibir

PUNCAK KESUNYIAN

Mentari berpangku rembulan
Menuju peraduan sunyi dalam dekapan malam
Jangkrik dan burung malam
Bernyanyi merdu menghibur
Kesunyian bersama derita dengan cerita senja berakhir

PENJARA DEMOKRASI

Di ujung nusantara
Demokrasi terpasung di atas batu
Di pukul ombak manusia
Di hempas angin bibir
Tiada rasa terpecah

Suara-suara terbungkam
Tangan-tangan di jerujikan

PANDANG DUNIA MU

Kawan ku melihatlah duniamu
Dengan penuh birahi cinta
Selayaknya wanita
Mencium keningnya setiap pagi
Demikian cintamu memeluk bumimu

MUNAFIK DI LAYAR HIDUP

Layar televisi,
Engkau merendah bagai perempuan samaria
Membungkami hidup dibawa ketegaran hatimu

Headline koran,
Engkau berseru-seru bagai seorang nabi dipadang gurun

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler