Skip to Content

Sastra Papua

BUDAKNYA AKU

Aku tertidur di ranjangku
Menikmati mimpi-mimpi
Terpulas dalam kebisuan

Fajar pun menyinsing
Bias cahaya semakin serpian
Di jendela kamar menembus mata
Ku pandang dunia ku

BATIN TAK TERGETAR

Engkau dilahirkankan diatas
Palungan seorang wanita yang penuh derita?
Engkau yang hidup dirumah-rumah kumuh yang penuh derita dan tertindas?

BARAH APIMU

Dalam semangat
Menyusuri jejak-jejak tua
Di alam bebas yang penuh duri dan onar
Dalam derita
Tiada jalan lain selain jalan kebenaran waisan itu

Dalam semangat

ANGIN PUN MAUT

Angin yang tersipu itu membisikkan kabar maut
Tiada hari tanpa angin ini
Hari kemain juga datang
Entahlah kapan berhenti
Angin selalu gugurkan daunnya
Menggetarkan dahan-dahannya

ANGIN KEBEBASAN

Angin menepuk dada
Jiwa ku penuh derita bangsa
Angin menampar pipi
Tiada senyuman abadi
Angin mengejukan tubuh
Hanya rasa derita tiada akhir

Kabar diriku yang menjerit

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler