Skip to Content

(semoga ini) puisi

terjebak

Aku bediri diantara ribuan fatamorgana
keindahan yang diciptakan dalam angan, seakan membuatku melayang dan hidup 1000 tahun lamanya
kakiku beranjak terbang menjauhi tanah yang kian terpapang luas

Surat cinta Penutup Senja

Demi sebuah rasa yang bernama “ cinta “, Ku tinggalkan kau di penghujung senja, Bersama rembulan dengan redup cahyanya, Bersama angin dengan semilir hembusannya, Sebagai pertanda bahwa yang ku mili

Aduhai nasib

Badan terbaring pikiran jauh Memikirkan nasib yang kalang kabut,

aduhai hidup berbatang kara di tinggal emak sewaktu kanak.

Risau hati berbalut kemelut sanak sodara carut-marut,

APA SIH YANG TIDAK DIPERDEBATKAN

apa sih yang tidak diperdebatkan

menu makanan saja bisa jadi masalah

kalau tidak sesuai selera

pakaian saja kalau keliru memilih warna

sudah pagi

Menjaga malam,

dari barisan mimpi mimpi terbuang.

Terdiam mengembun,

mencoba membeningkan malam dengan pandang,

diri dan arti menanti,

kesetiaan malam tentang pagi,

hingga menantang mentari

 

Sejenak menjaga malam,

mencoba menyapa kedamaian.

Dalam sujud kiblatNYA,

hingga malam

B U N G A

masih tersimpan

DIAM-KU

diam seribu basa

tak pernah lihat kehidupan lalu lalang

nurut dengan kenyataan

nerima segala keadaan

 

wahai sang nun jauh di ketinggian

Dialog seorang istri

Dialog seorang istri

 

Suami ku…

Jalan panjang telah kita telusuri bersama

Kerikil-kerikil tajam yang menghalangi jalan kita, telah kau singkirkan

Galau

pagi datang menyapa
tak terdengar lagi kicaunya
biasanya ia hinggap dan bertengger direrantingan
meloncat dari ranting keranting
mengepakkan sayap lalu berkicau

Terbang Tanpa Sayap

Tanganku bukanlah sesuatu yang bisa memberi kebahagiaan
Kakiku hanyalah roda yang bergerak tanpa berputar
Setengah dari tubuhku selalu sulit untuk jalankan keinginan hati

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler