SATU
Pendekar 212 Wiro Sableng duduk seperti dihenyakkan di bangku panjang itu. Perutnya kenyang sekali dan kantuknya mendadak saja muncul tak tertahankan. Matanya terasa berat dan sebentar-sebentar dia menguap lebar.
Terpopuler Hari Ini |
Sebulan Terakhir
|
Terpopuler
|
Komentar Terbaru