Skip to Content

Steven Sitohang

PSK (Cerpen)

Normal 0 false false false EN-

Di Bawah Matahari

di bawah matahari mengurai ambisi

dalam fana, uraian menembus mimpi

membekukan api membisukan suara hati

di bawah matahari memompa segala arti

 

Sajak Untuk Saudara Di Papua

Hai, saudaraku, selamat pagi
Tak ingin aku terlambat untuk bertemu
Waktu berlari ke mana sesukanya

Untuk Harmonisasi Segala Warna

Di ambang lengang diamuk khayalan kedamaian kawah alam biola

Setiap frasa dalam bisikan kata-kata terkenang saat perawatan tabib mitra

Pencakar Langit

Tanah merintih tanpa ada siuman kembali.

Hijau dirobek marah karena digunduli.

Runcing kaki para raksaksa besi menusuk perut bumi,

Bibir Ratu Dari Timur

Hulu sungai mengalir jujur dari atas leher kabupaten Cianjur
Tumpahkan cairan jernih ke Batavia laksana Ratu dari timur
Terus berlari saling mengejar hingga muka asli Jakarta muncul

Cukup Telanjang

Mawar 'tak dilahirkan tanpa duri

Aturan 'tak melulu sejerni adanya isi

Riak Ombak Mata

Percik api itu sengaja dinyala,
Seuntai sumbu dengan temponya mulai mendesis, menderik.
Nuansa hampa dibius gelisa,
Lepas dari ancang busur, panah-panah berontak memutar balik.

Dilarang Gondrong!

Adalah sumur karya, tanpa pesawat terbang tinggi

Nelayan dengan jaringnya hanya dapat ikan mati

Hayal menebar bagai jaring tadi ‘tuk melukis syair ini

Sayap Bersisik

Selamat siang matahari

Selamat datang sinarmu yang menyebalkan itu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler