Skip to Content

sufistik

engkau yang dulu

saling menakar keakuan
saling menakar kelebihan
saling berebut kangen
saling berebut rindu.....

belantara yang pernah kita jamah
belantara yang pernah menyatukan kita

Cinta: Rabiah

Aku mencintaiMu dengan dua cinta

Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu

Cinta karena diriku

Adalah keadaanku senantiasa mengingatMu

Cinta karena diriMu

Adalah keadaanMu mengungkapkan tabir hingga Engkau kulihat

Baik untuk ini maupun untuk itu pujian bukanlah bagiku

BagiMulah pujian untuk kesemuanya

Pujian

Perjalanan John Jongos dengan Anak Gembel dari Tempat Pembuangan Sampah menuju ke Kota kemudian  ke tenggara, melalui bukit-bukit kurang lebih memakan waktu setengah hari. Namun apabila mereka naik kendaraan umum kira-kira hanya dua atau tiga jam sudah sampai.

"Dik...., aku punya uang cukup untuk kita naik kendaraan umum, dan mencapai tujuan lebih cepat..."

Pak Sujak naik Haji

Siulan burung-burung mengawali pagi nan cerah...

kokok ayam jantan seakan membuka tabir awan gelap....

mimpi indah semalam menggubah syair-syair lagu....

senandung mengalun, melenakan isi kalbu....

 

labuhan menjauh

terjerat oleh sejuta nikmat

terbuai oleh sekati minuman

beribu kali terseret ombak halahaliku

terhenyak di kedalaman samudra tak berdasar......

 

John Jongos

terik matahari menyengat di siang hari, satu dua orang datang ke kedai kopi Cak Mat, untuk sekedar melepas lelah, setelah sepagian bekerja, atau memang sengaja mencari seteguk kopi kesukaan.

kakiku menginjak kaki aki

terpilin keinginan terjerat ikatan nadi-nadi suara

terbahak ketamakan terbujur keadilan mengerang

terburai centang perenang kekusutan bertambah semrawut

mana bekalmu?

terukir lukisan indah di hamparan pasir.....

lalu datang hembusan angin berdesir....

terhempas dan terkelupas ....

lalu lepas...

tak tersisa karya indah ....

nyanyian merdu

Nyanyian merdu menggugah rasa ingin bertemu.....

Engkau idolaku di setiap waktu....

Kunanti dan kucari di mana engkau kini....

trasa jauh inginku berlabuh....

Sastra untuk Kebangkitan Peradaban

Sastra untuk Kebangkitan Peradaban

Oleh A Mujib El Shirazy


Mungkinkah sastra memiliki kemampuan dalam membentuk peradaban Islam yang penuh cinta? Tema ini oleh kalangan tertentu dianggap sebagai simplifikasi persoalan dan terkesan mengada-ada lantaran bagi kalangan tertentu, sastra tidak ada kaitannya dengan peradaban, apalagi masalah keislaman. Bagi kalangan ini, sastra seharusnya disunyikan dari kepentingan apapun, termasuk kepentingan peradaban. Cukuplah sastra untuk sastra.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler