Hei!
Kursi itu buat duduk
Jangan engkau naiki degan sepatu penuh debu
Kamu tahu,
Dia ada karna tetesan peluhku.
Sembilan tahun sejak hari itu
Tak lagi kulihat wajahmu
Ayah...
Recehan adalah harga diriku
Karna recehan juga kau menghempaskanku
Melangkah tanpa alas kaki
sambil mendorong gerobak air
Panasnya jalan pukul dua belas siang
Seakan tak dirasakan ketika dia tersenyum
Kataku,
Mengapa harus begini
Berhari-hari tanpa perkataan
Aku benci!
Kau egois!
Rasakanlah perasaanku
Sungguh,
Hanya engkau yang ada di hatiku
Pagi merekah gerobak merangkak
Tuntutan kerja didepan mata
Terik panas membakar badan
Catat, Catat, dan Catat!
Gerutu siswa pada sang guru
Tiap minggu selalu begitu
Maklum!
Mungkin lembaran kurang disaku
Kemeja berdasi rambut berombak
Komentar Terbaru