Taman Budaya Yogyakarta kembali menggelar Festival Teater Yogyakarta yang pada tahun 2015 diikuti lima kelompok ditambah satu kelompok penampil ekspedisi.
Balai Bahasa Provinsi DIY menggelar Penghargaan Bahasa dan Sastra 2014 sebagai wujud komitmen dan kepedulian terhadap lembaga pemerintah, swasta atau pribadi yang telah menunjukkan kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Suatu hal menarik lagi datang dari Yogyakarta: Taman Budaya Yogyakarta menggelar Festival Teater Jogja 2014 (FTJ 2014) pada akhir September 2014 mendatang dengan tema “Multikulturisme dalam Ruang Sosial Kini”
Jaringan Ahli Sastra perlu dibentuk untuk meningkatkan prestasi sastra Asia Tenggara di tingkat internasional. Sebab selama ini belum ada wadah atau asosiasi yang menaungi ahli-ahli sastra di Asia Tenggara.
Pementasan teater yang disuguhkan oleh mahasiswa Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI,) Fakultas Bahsa dan Seni (FBS) UNY seolah telah menjadi ritual tahunan wajib yang menjadi salah satu alternatif hiburan. Parade pementasan itu patut dipertimbangkan sebagai hiburan penutup tahun.
Bahasa Indonesia sampai kapan pun tetap menjadi perekat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Kepala Balai Bahasa Yogyakarta Tirto Suwondo.
Hakikat pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang humanis mengusung prinsip pemberdayaan setiap manusia sebagai individu yang bebas untuk mengembangkan potensinya. Orientasi pendidikan humanis terletak pada pembentukan manusia seluruhnya, yaitu pendidikan untuk manusia, bukan manusia untuk pendidikan.
Konferensi Internasional Kesusastraan XXII UNY-HISKI berlangsung di Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Konferensi yang diselenggarakan oleh Rumpun Sastra Fakultas Bahasa dan Seni UNY dengan HISKI (Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia) itu mengangkat tema ''The Role of Literature in Enhancing Humanity and National Identity''.
Empat penulis, Sutan Takdir Alisjahbana (STA), Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Putu Wijaya dan Pramoedya Ananta Toer dianggap memiliki pandangan feminis. Setidaknya, itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia UNY, Wiyatmi.
Komentar Terbaru