Jendela Sastra - Menulis Novel

Ingin Mendapat Pengalaman Baru Sebagai Penulis? Ayo, Ikuti MASTERA Novel 2016 di Cipanas !!!

Mardiana Kappara — Mon, 13 Jun 2016 15:55:38 +0000

MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara) pada 7--13 Agustus 2016 akan mengadakan Program Penulisan MASTERA: Novel di Yasmin Resort, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (35)

Mardiana Kappara — Thu, 07 Mar 2013 11:25:09 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku berdiri dari duduk karena tersentak kaget.
Lelaki itu berdiri dengan muka yang masih beringas memandangku.
Dia masih marah. Terlihat sangat marah.

"Kenapa diizinkan perempuan ini menginjakkan kaki di rumah kita?"
Si Ibu berdiri dengan tampang bingung

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (34)

Mardiana Kappara — Thu, 07 Mar 2013 10:18:24 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - "Tapi 'mudah' tidak ada dalam hidup orang dewasa."

Ujar Robert Spritzel (Michael Caine) pada putranya David Spritz (Nicolas Cage) pada film The Weather Man.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (33)

Mardiana Kappara — Sun, 24 Feb 2013 02:01:20 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku mengantar Mbak Nelly sampai ke rumahnya. Kupeluk dia untuk menguatkan sebelum izin pulang. Perempuan itu kembali menangis. Kuelus punggungnya agar dia sedikit tenang. Beberapa kata hiburan yang terlalu biasa kulontarkan di bibir. Aku yakin kata-kata itu tak mampu mengobati sakitnya saat ini. Tetapi kupikir, aku tak punya kata-kata lain.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (32)

Mardiana Kappara — Sat, 23 Feb 2013 01:02:27 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Sudah hari ke-5 semenjak Azzam Sima mengundurkan diri. Telepon dari kantor Wilayah dan Pusat masih terus berdering menanyakan perihal yang kurang lebih sama. Bergantian dengan telepon Yulianto yang mendesakku untuk memberikan alasan tepat mengenai kemarahanku dua hari lalu. Tidak cukup lewat telepon, Yulianto datang ke ruanganku.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (31)

Mardiana Kappara — Fri, 22 Feb 2013 09:29:13 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Sejujurnya aku sedang malas mendengarkan kabar burung jenis apapun, dari yang terhangat, terakurat, atau yang tergosip sekalipun. Suasana hati dan kepalaku sedang terlalu panas untuk disesuaikan dengan suhu ruangan saat ini.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (30)

Mardiana Kappara — Mon, 18 Feb 2013 19:57:25 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Sudah tiga hari Azzam Sima tidak lagi hadir di kantor cabang. Surat pengunduran diri pun telah dilayangkan sehari setelah pertengkaran hebatnya dengan Yulianto ke meja kerjaku. Surat pengunduran diri itu langsung aku fax ke kantor wilayah. Dan kantor wilayah tidak memerlukan jeda terlalu lama untuk memberikan respon.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (29)

Mardiana Kappara — Wed, 13 Feb 2013 19:16:06 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Bukannya ini sebuah fragmen yang begitu sering aku putar di kepala. Adegan yang terlau nyaris tanpa alpa kuimpikan jadi kenyataan. Kalau malam ini kudapati sosok impian itu berdiri di muka pintu rumahku. Jelas aku terbelit rasa gugup, bahagia, dan tak pernah menyangka. Walaupun terlalu sering kuangankan.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (28)

Mardiana Kappara — Tue, 12 Feb 2013 20:34:00 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Siang itu, Yulianto memasuki ruangan Azzam Sima. Diketuknya pintu sambil melongokkan kepala.
Sima baru mendongakkan kepala ke arah pintu setelah mendengar ketukan. Beberapa berkas di atas meja sepertinya terlalu menyibukkan untuk menyadari seseorang berdiri di muka pintu yang terbuka untuk beberapa saat.

baca selanjutnya

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (27)

Mardiana Kappara — Tue, 05 Feb 2013 08:30:42 +0000

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku sudah meniatkan untuk belajar menjadi ikhlas. Apabila rasanya tidak ada yang akhirnya dapat kuraih seperti rencanaku dahulu. Biarlah. Kurasakan diriku menjadi lebih baik setelah perjalanan waktu ini. Aku bukan lagi Mazaya yang dipenuhi keinginan. Aku bisa menjadi lega dengan keadaan berselimut masalah yang menghantamku bertubi-tubi.

baca selanjutnya