Skip to Content

Sastra Sebagai Kontrol Sosial

Foto Steven Sitohang

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau proses bermasyarakat. Menurut Astrid Susanto seperti yang dikutip oleh Mafud (1997 : 47) mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud kritik sosial adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan penilaian (juggling), perbandingan (comparing), dan pengungkapan (revealing) mengenai kondisi sosial suatu masyarakat yang terkait dengan nilai-nilai yang dianut ataupun nilai-nilai yang dijadikan pedoman. Adapun tindakan mengkritik dapat dilakukan oleh siapa pun termasuk sastrawan dan kritik sosial merupakan suatu variabel penting dalam memelihara sistem sosial yang ada.

            Karya sastra merupakan sebuah dialog yang menolak adanya keasingan, ketidakjujuran, dan penindasan. Dengan demikian, karya tersebut selalu membawa aura kekuatan dengan merasakan hidup dalam suatu gairah yang mungkin dapat memecahkan masalah kebudayan kita. Mereka cukup sadar, jika karya sastra yang dibuatnya akan lebih memilih posisi tawar atau lebih berharga dengan menonjolkan sisi penyadaran diri masyarakat. Hal tersebut bukan sebatas pada sebuah jendela yang menangkap suatu keadaan di luar tanpa ada misi yang jelas.

            Satrawan merupakan pilar terpenting dalam menjaga moral dan kebudayaan kita. Meskipun seorang sastrawan bergerak dengan menggunakan bendera sendiri, namun sekiranya mereka patut untuk dipersandingkan dengan para pemikir dalam bidang yang lainnya. Karena semangat nasionalis selalu muncul dalam diri dan karya-karyanya. Selama ini kita hanya yakin bahwa arus perubahan sosisal hanya dapat dilakukan oleh beberapa golongan, seperti ulama, politisi dan kaum intelektual dengan mengesampingkan peran sastrawan. Oleh karena itu, saat sekarang sudah selayaknya kita memasukkan kelompok sastrawan sebagai garda terdepan untuk menjaga kebudayaan dan pelopor perubahan sosial.

            Karya sastra sebagai lembaga masyarakat yang dimediumkan bahasa memiliki keterkaitan yang erat dengan sosiologi pengarangnya. Latar belakang pengarang memiliki peran yang besar dalam memberikan nuansa dan nilai dalam proses penciptaan karya sastra. Latar belakang tersebut, di dalamnya merangkum berbagai macam kondisi di mana sang pengarang memijakkan kaki, entah itu kondisi politik yang sedang bergejolak, maupun ideologi pengarang itu sendiri. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam proses penulisan karya sastra dapat dikatakan sebagai media yang tidak bersifat individu, melainkan di dalamnya mengandung sifat evolusi sosial.

            Kondisi sosial masyarakat memberikan arahan yang nyata bagi para pengarang dalam proses penciptaan. Dalam teori yang dikemukakan oleh Gramsci mengenai teori hegemoni, seni (dan sastra) digunakan sebagai alat untuk melakukan hegemoni dengan cara melakukan dominasi terhadap budaya dan ideologi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk melakukan gerakan kontrol sosial.

            Kasus korupsi dan penyelewengan lainnya merupakan akibat dari kekuasaan yang terlepas dari kontrolnya. Disebabkan adanya potensi penyelewengan itulah, kekuasaan itu perlu dikontrol oleh masyarakat dengan cara menyampaikan kritikan kepada pihak penguasa. Meskipun peran kontrol terhadap kekuasaan telah diberikan kepada lembaga-lembaga tertentu yang ditetapkan melalui undang-undang, peran kontol sosial dari masyarakat tetap harus dijalankan. Sebab, kadang-kadang lembaga-lembaga yang ditunjuk tersebut juga melakukan penyimpangan. Kontrol sosial masyarakat harus terus dilakukan sebab negara bukan hanya miliki pemimpin, penguasa, pejabat, dan aparat, melainkan juga milik semua rakyat. Semua elemen bertanggung jawab terhadap nasib bangsa ini. Salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat terhadap bangsa ini adalah menyampaikan kritikan yang konstruktif untuk membangun bangsa ini.

            Konsep kebebasan berekspresi sastra ini pula yang menyebabkan karya sastra mengandung gagasan-gagasan bebas yang tidak terikat. Sifat bebas ini pula yang mendorong penulis karya sastra untuk menyampaikan kritik sosial. Dalam kehidupan nyata, kita sering tidak bebas untuk menyampaikan kritik terhadap kondisi yang tidak sesuai dengan harapan masyarkat. Kita harus hati-hati mengkritik presiden, pemimpin, dan pemerintah sebab bisa-bisa kita ditangkap polisi karena dianggap menyebarkan fitnah dan melawan pemerintahan. Tetapi, bila kritik disampaikan dengan karya sastra, kemungkinan kita akan lebih aman sebab karya sastra dianggap bersifat fiksi, imajinatif, dan dibuat-buat. Beruntunglah kita bila karya sastra dianggap seperti itu sebab akan lebih memudahkan sastrawan untuk menyampaikan kritik sosial yang lebih tajam.

            Karya sastra merupakan salah satu cerminan nilai-nilai budaya dan tidak terlepas dari sosial budaya serta kehidupan masyarakat yang digambarkannya. Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat dengan orang-orang, antarmanusia, antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka, memandang karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan mausia, kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran atau yang hendak digambarkan.

            Sastra sebagai cermin masyarakat menelaah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. Fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaah sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan masyarakat bagi pembaca.

            Oleh karena itu, jika karya sastra digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap realita sosial yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat, karya sastra sesungguhnya memiliki fungsi sosial. Fungsi sosial karya sastra diwujudkan dengan cara memberikan respons terhadap fungsi-fungsi kekuasaan yang dilakukan oleh para pemimpin. Respons yang diberikan karya sastra dalam bentuk kritik sosial yang diarahkan kepada pemimpin yang tidak bersungguh-sungguh dalam membela kepentingan rakyat. Pesan-pesan yang disampaikan melalui karya sastra memberikan peringatan kepada orang-orang yang telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Fungsi sosial karya sastra ini diharapkan dapat memberikan penyadaran kepada manusia untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.

            Kita juga sepertinya harus setuju dengan pendapat Quraish Shihab yang mengatakan bahwa peran intelektual muslim dalam kehidupan masyarakat harus menjadi kontrol sosial. Hal ini tak salah juga jika kita bebankan tugas ini menjadi tugas para sastrawan, di antaranya dengan melakukan: (a) mempertebal dan memperkukuh iman kaum muslim sehingga tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh negarif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau paham-paham yang membahayakan negara, bangsa, dan agama; (b) meningkatkan tata kehidupan umat dalam arti yang luas, dengan mengubah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan mereka untuk berusaha menjadikan hari esok lebih cerah dari hari ini. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali dengan kerja keras serta kesadaran akan keseimbangan hidup dunia dan akhirat; (c) meningkatkan pembinaan akhlak umat Islam sehingga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Untuk mewujudkan etos kerja dan ukhuwah Islamiyah dalam rangka mewujudkan kerukunan beragama.

 

 

2014-sastraadalahakar


"Dikutip dari buku Rohinah M. Noor, Pendidikan Karakter Berbasis Sastra (Solusi Pendidikan Moral Yang Efektif), AR-RUZZ MEDIA, Depok, Sleman, Jogjakarta, 2011 - BAB I (C)"

Komentar

Foto Beni Guntarman

Puisi adalah suara, mata, dan telinga penulisnya....

Puisi adalah suara, mata (penglihatan), dan telinga (pendengaran) penulisnya. Ketika mata dan telinga menemukan suatu ketimpangan didalam masyarakat sekitarnya, dan hati si penulis pun tergerak/tersentuh untuk menyuarakan ketidak-adilan, penindasan, atau kesewenang-wenangan yang terjadi maka puisi yang tercipta adalah puisi kritik sosial. Dalam kontek ini sebuah puisi yang berani menyuarakan suatu kebenaran biasanya lebih ditakuti oleh penguasa karena gaungnya dapat menggerakkan hati orang banyak menuju suatu gerakan perlawanan oleh rakyat!

Beni Guntarman

Foto Steven Sitohang

Sastra Sebagai Kontrol Sosial Juga Penderitaan Citanya...

Betul Om Beni Guntarman.. Sayang sekali jika Sastra hanya dimanfaatkan sebagai hiburan semata, atau pelayan yang meladeni nafsu pembaca. Dan menyedihkan sekali jika karya sastra tergantung pada induk-semang-nya, dulu terdiri dari kaum bangsawan, sekarang adalah penerbit-penerbit dan para peminat seni. Jika hanya dilihat dari kaca mata komersil.

Melihat sastra sebagai kontrol sosial adalah juga melihat perjuangan si pengarang, (seperti yang dikatakan Pram) ia harus kuasa membawakan gambaran yang tegas dari cita pengarangnya. Perjuangan adalah akibat dari adanya cita, dan perjuangan selamanya bergantung dengan penderitaan.

Lihatlah Victor Hugo yang diburu-buru oleh Lodewijk Napoleon hingga melarikan diri ke Belgia karena karyanya "Si Bongkok dari Notre Dame", serta Shakespeare dengan setiap puisinya harus dihilangkan kebangsawanannya. Juga Pram sendiri yang harus diasingkan puluhan tahun di beberapa tempat, seperti Pulau Buru.

Perjuangan serta cita para sastrawan (penulis/pengarang) ini sebaiknya diambil pengertian yang luas dan baik. Karena ia pun punya fungsi dalam sejarah kehidupan manusia. Seperti diharapkan Hugo : hendaknya punya fungsi bagi sejarah dalam jamannya.

Salam Sastra Om Beni !

Foto Mardiana Kappara

Tulisan yang sangat menarik

Tulisan yang sangat menarik dan mencerahkan. Karena saya kurang banyak referensi bacaaan, menurut saya buku kutipan ini salah satu referensi yang sangat patut dibaca.

Terima kasih bang Beni.

Foto SIHALOHOLISTICK

saya setuju jika sastrawan

saya setuju jika sastrawan dijadikan sebagai garda terdepan dalam penyelamatan kebudayaan
kita melihat bagaimana sepak terjang sastrawan dalam misi menyelamatkan kebudayaan

=@Sihaloholistick=

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler