Skip to Content

Sebuah Karakter Bagi Penulis

Foto Nur Hidayah

Penulis yang baik adalah penulis yang memiliki karakter dan keunikan yang tak tergantikan (Raditya Dika). Itulah kalimat intisari yang saya resume setelah membaca sebuah artikel di blog. Artikel tersebut memberikan informasi tentang “sukses menjadi penulis muda ala Raditya dika” yang diselenggarakan di auditorium Arifin Paniggoro Universitas Al Azhar Indonesia. Menurutnya karakter dan keunikan dari seorang penulis itu penting.
Karakter dan keunikan itulah yang nantinya dibutuhkan untuk menumpahkan apa yang ada di pikiran penulis sehingga menjadi sebuah tulisan dengan gaya bahasa unik dari penulis itu sendiri. Memang benar, dengan memiliki karakter dan keunikan dalam gaya penulisan kita. Akan memudahkan kita dalam menuangkan ide ke dalam tulisn. Bahasa yang kita gunakan pun akan mengalir dengan sendirinya, enak dibaca dan tidak terkesan mengada-ada.
Karakter dan keunikan gaya penulisan kita juga memudahkan kita untuk dikenal oleh banyak orang. Mereka akan mengenal kita karena keunikan kita yang humoris misalnya. Dengan kata lain karakter dan keunikan tersebut menunjukan seperti apa diri kita. Apabila kita berkeinginann menjadi seorang penulis layaknya si A yang menjadi penulis tersohor di Indonesia atau mungkin di dunia. Kemudian kita meniru gaya penulisan tokoh yang kita suka. Kalau gaya penulisannya sama dengan kita itu tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah yaitu apabila kita memaksakan diri sedangkan diri kita aslinya bukan A tetapi B. Tentu lama-kelamaan tulisan kita menjadi tidak konsisten. Kadang menulis A kadang juga menulis B.
So, bagaimana cara menumbuhkan karakter dan keunikan kita sebagai penulis? Karakter dan keunikan itu akan tumbuh dengan sendirinya. Tumbuh sendiri yang dimaksud disini bukanlah dengan berpangku tangan dan berdiam diri jiwa dan karakter penulis kita akan tumbuh. Melainkan dengan latihan menulis dan membiasakan diri untuk terus menulis secara rutin. Dalam seminar di UAI tersebut, Raditya dika mengungkapkan bahwa ia mulai membiasakan diri untuk menulis lewat buku diary sejak kelas 4 SD. Sudah cukup lama bukan? Latihan dan membiasakan diri untuk menulis yang dilakukannya akhirnya membuahkan hasil menjadi seorang penulis dengan gaya bahasanya yang humoris. Tentu bukan hal yang aneh bila karakternya dalam kambing jantan sangatlah kuat.
Latihan dan membentuk karakter memang membutuhkan waktu. Seiring bertambahnya waktu maka karakter itu akan semakin melekat pada diri kita. Raditya dika sudah memulainya sejak kelas 4 SD, sedangkan kita sekarang saja baru memulainya. Apakah itu terlambat? Tidak ada kata terlambat dalam kamus seorang penulis. Mulai sekarang mari kita ciptakan dunia yang penuh dengan tulisan. Sampai kita terlena dengan euforianya. Semoga artikel ini bermanfaat. Ayo semangat untuk terus menulis!


Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler