Skip to Content

HOPLA (Mengenang Chairil Anwar: Meretas jalan kehidupan dengan kata dan perbuatan)

 

SIAP-SEDIA
Kepada angkatanku
Tanganmu nanti tegang kaku,
Jantungmu nanti berdebar berhenti,
Tubuhmu nanti mengeras batu,
Tapi kami sederap mengganti,
Terus memahat ini Tugu,
........

Dasar-dasar Teater (3/6): Dasar Seni Penyutradaraan dalam Teater

Pada mulanya pementasan teater tidak mengenal sutradara. Pementasan teater muncul dari sekumpulan pemain yang memiliki gagasan untuk mementaskan sebuah cerita. Kemudian mereka berlatih dan memainkkannya di hadapan penonton. Sejalan dengan kebutuhan akan pementasan teater yang semakin meningkat, maka para aktor memerlukan peremajaan pemain.

SASTRA INOVASI DAN OTENTISITAS

Masalah-masalah hidup yang ditulis para sastrawan sungguh berbeda dengan para wartawan. Media sastra yang dimiliki sastrawan, mampu mengabadikan kisah-kisah kehiduan, tetap aktual sepanjang zaman. Bila media elektronik dapat menyampaikan berita yang sedang terjadi secara langsung, media cetak hanya akan dapat menyajikan setelah berlangsung atau akan berlangsung.

Teungku FachroeHOPLA (Mengenang ...ombiDASAR-DASAR BERMAIN DRAMA
rahadianDasar-dasar Teater ...ombiSASTRA INOVASI DAN ...

Artikel

Mereka Bilang, Saya Monyet

 Mereka Bilang, Saya Monyet

Film ini berdasarkan novel yang dikarang oleh Djenar, sang sutradara sendiri, yang menceritakan tentang realitas yang memprihatinkan mengenai tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, disertai minimnya edukasi masyarakat terhadap hak asasi manusia yang sebenarnya dimiliki secara individu.

Bumi Manusia

Bumi Manusia, Sebuah Catatan Realis PRAMUDYA ANANTA TOER

KITALAH SANG PENENTU

"KITALAH SANG PENENTU"


Dua orang Ibu memasuki toko pakaian dan membeli baju
seragam anaknya.

Ternyata pemilik tokonya sedang Bad Mood sehingga tidak
melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan
dengan muka cemberut.

Ibu pertama jelas jengkel menerima layanan yg buruk seperti itu.

SOSOK SYEIKH BESAR ABUYA DIMYATI

KH Muhammad Dimyati atau dikenal dengan Abuya Dimyati adalah sosok yang kharismatis. Beliau dikenal sebagai pengamal tarekat Syadziliyah dan melahirkan banyak santri berkelas. Mbah Dim begitu orang memangilnya. Nama lengkapnya adalah Muhammad Dimyati bin Syaikh Muhammad Amin. Dikenal sebagai ulama yang sangat kharismatik. Muridnya ribuan dan tersebar hingga mancanegara.

Identitas Bangsa dan ‘Rezim Malinkundang’

 Oleh: Indra Tranggono


Budaya daerah merupakan sistem nilai, sistem ekspresi/perilaku dan sistem produksi yang dilahirkan para local genius (jenius lokal) melalui proses pengalaman dalam merespons fenomena kehidupan, alam, lingkungan dan spiritual (baca: religiusitas). Nilai-nilai budaya daerah berlangsung secara ajeg dan tetap sehingga  membentuk tradisi.

PROSES KERJA PENATAAN LAMPU DALAM PEMENTASAN DRAMA

Proses kerja penataan cahaya dalam pementasan drama membutuhkan waktu yang lama. Seorang penata cahaya tidak hanya bekerja sehari atau dua hari menjelang pementasan. Kejelian sangat diperlukan, karena fungsi tata cahaya tidak hanya sekedar menerangi panggung pertunjukan. Kehadiran tata cahaya sangat membantu dramatika lakon yang dipentaskan.

Memaknai Sastra Religius dari Pesantren

Memaknai Sastra Religius dari Pesantren

Oleh: Linda Sarmili

 

Dewasa ini, secara kualitatif, dinamika sastra pesantren bisa kita analisis. Salah satunya adalah melalui pelbagai macam perubahan serta pergeseran corak orientasi paradigmatik yang menjadi substansi dalam karya sastra yang bersangkutan.

Plagiarisme dan Kepengarangan

Plagiarisme dan Kepengarangan

Oleh Seno Gumira Ajidarma

Belum jelas sejak kapan sejarah plagiarisme di Indonesia dimulai. Tetapi, dalam dunia kesusastraan Indonesia, pagi-pagi HB Jassin sudah harus membela Chairil Anwar yang telah menjadi ikon kesusastraan Indonesia, melalui buku kritik sastra berjudul Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45 (1956), dari tuduhan banyak orang yang menyatakan dan ”membuktikan” bahwa penyair itu adalah plagiator.

Syaiful Alim: Belajar Laku Sufi pada Puisi 'tajali cinta' Last Coccaine

Teks Puisi : tajali cinta

 

Kala cinta yang tapa, memahami jarak di jungkir tasawuf, waktu jadi batu.

Hanya risau rasa percaya tumbuh di selisik ilalang fikiran yang buntu


Ah, getah rindu yang syahdu, merekat di kedalaman kalbu

Sejarah Sastra Indonesia: Sastra Melayu-Tionghoa dan Nasionalisme

Sastra Melayu-Tionghoa dan Nasionalisme

Oleh: Irwansyah

Kesusastraan Indonesia modern tetap dianggap baru muncul setelah Perang Dunia I berakhir dengan berdirinya Balai Pustaka pada tahun 1917. Balai Pustaka nama populer dari Kantor Bacaan Rakyat (Kantoor voor de Volkslectuur) yang sebelumnya bernama Komisi Bacaan Rakyat (Commisie voor de Inlandsche School en Volkslectuur) yang didirikan pada tahun 1908.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler