Skip to Content

Jurang penyair

Foto Willyshayudana
files/user/9130/VAPORGRAM1623838022762.jpg
VAPORGRAM1623838022762.jpg

fly against mistakes, hold freedom over you

“Kekuatan penyair datang dari pemikirannya, serta ketulusan dan kejujuran dalam memilih kata sebagai hidup.”

 

       Penyair datang sebagai manusia yang melampaui jaman, silih berganti bertukar rupa dan wajah baru dalam dunia sastra yaitu puisi. Tetapi di jaman ini, yang masih dalam proses membentuk apa itu puisi, mencari dalam keributan dunia yang masih sama saja, seperti negara tercinta Indonesia. Yang masih di bilang negara dunia ke 3, negara yang masih berkembang dalam pergulatan ekonomi, pembangunan dan yang lainnya. Terutama kemajuan sastra, kegagalan berpuisi kembali! (Bahkan menjalar ke generasi selanjutnya) melakukan manipulasi dalam dunia berpuisi, sajak-sajak tak terlihat seperti sajak, atau bisa di sebutkan sebuah quate hayalan. Tapi berserikas atas kebebasan bukanlah di jadikan suatu alasan permainan sajak, menulis bukanlah dari hayalan yang jatuh dari wc, apalagi sajak yang terbentuk dan membentuk bahkan di kupas, terjun ke dalam, sampai di buang dan di kumpulkan kembali. Menulis sajak bukan sekali jadi, yang hanya di buat dengan setengah-setengah. Sajak yang baik datang dari pemikiran dan rohani serta Vitalis hidup sih penyair, yang mengalir mendalam, di cerna dan kumpulkan dalam ( visie) kita akan tau sajak yang menjadi adalah sajak yang terjun ke jalan, menemu orang-orang, dan Mecari pendapat. Dalam pembentukan sih penyair mengembara kemanapun untuk mencari gaya sajak yang baik dan benar. Bergaul dengan siapapun bukan hanya dengan kalangan seniman, tapi penjahat sekaligus. 

 

Dalam proses yang panjang serta rasa yang medalam,  penyair mengekspresikan dirinya, apa yang di liat dari batin dan roh bergelar meledak dalam pembentukan mendalam. Jalan hidupnya dan cerita yang di sampaikan secara individualis. Dari kesalahan fatal-fatal mereka yang menggapai sebuah sajak dengan cara hayalan di kafe atau kumpulan literasi, yang melabel sastra. Hanya mengambil peruntungan pribadi, merayu bagai klise cinta konyol pop. Sajak yang salah adalah kehilangan daya vital, yang terbang jauh menjadi orang lain. Tanpa makna dan tak bisa di cerna. ( Sekali baca lalu di buang) begitulah bahkan tidak pantas di sebut sajak. Hanya pantas di sebut tulisan quate tanpa arah!

 

Mereka yang berani menyebut penyair, dan Bahkan karyanya tidak tertuju ke arah sajak yang benar , mereka adalah setan yang merusak. Beginilah mereka yang mengaku dengan karya yang setengah jadi tanpa berpikir, tanpa proses  menemu jalan, bergulat dengan cita, rasa dan hidup tanpa pembentukan yang baik. Mereka adalah jurang pembunuhan untuk sih pembaca atas karyanya!”

 

 

 

  



“Secara sengaja, mereka tidak memeriksa kembali atas cipta karyanya, sajak yang berlumuran ketidaktahuan, kesalahan fatal di anggap benar. Terjadi berulang kali, bahkan terus menerus dengan kebobrokan yang luar biasa, jurang-jurang pembaca yang kolot. Tolong! Beri aku tuak untuk ku minum. Bukan segelas kopi!”

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler