Skip to Content

Makalah Prefik/Awalan (Morfologi)

Foto Anna Windri

 

 

                                                                               

Morfologi

Prefiks

 

 

 

Oleh  :

Kelompok 3 (2C)

 

Gede Arta Sujana Putra                  (1412011062)

Noviana Windri Rahmawati           (1412011070)

 

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha

2015

KATA PENGANTAR

 

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

 

Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang prefiks. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.

 

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang prefiks.

 

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

 

 

 

Singaraja , 9 Maret 2015

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

JUDUL ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..  ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...   iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1 

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………. 2

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat yang sedang berkembang pada segala bidang kehidupannya seperti politik, ekonomi, social, dan budaya, biasanya akan diikuti pula oleh perkembangan bahasanya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengakibatkan perkembangan bahasa. Hal tersebut menunjukan, makin maju suatu bangsa serta makin modern kehidupannya, makin berkembang pula bahasanya. Perkembangan bahasa harus sejalan dan seiring dengan kemajuan kebudayaan serta peradaban bangsa sebagai pemilik dan pemakai bahasa tersebut. (Badudu, 1993. Dalam buku Bagus Putrayasa, 2008:1)

Dalam berkomunikasi, terkadang ditemukan kata-kata yang kurang dapat dipahami maknanya. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya salah pengertian dalam berkomunikasi, pemilihan, penyusunan dan penggunaan kata harus benar-benar diperhatikan.

Bahasa bersifat sistematis karna mengikuti ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur akan tetapi bahasa sekarang bertolak belakang terhadap remajaataupun pelajar, tidak lain lagi dengan cara pengujaran maupun penulisan suatu bahasa itu sendiri. Sehingga keaslian bahasa dan penulisannya sedikit demi sedikit terlupakan dari tata bahasa. Hal ini disebabkan, karena terlalu banyak bahasa asing yang masuk dalam kehidupan manusia.(t-makalah.blogspot.com/2013/05/morfologi.html)

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang analisis morfologi terhadap penulisan tata bahasa Indonesia. terutama prefiks.

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

   Adapun pendapat beberapa ahli mengenai pengertian prefiks, antara lain :

-          Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi, 1998;31. Dalam restumariam.blogspot.com diakses pada 9 Maret 2015)

-          Prefiks adalah suatu unsur yang secara structural diikatkan didepan sebuah kata dasar dan bentuk dasar. Prefiks juga disebut awalan. (Keraf, 1984;94. Dalam restumariam.blogspot.com diakses pada 9 Maret 2015)

-          Prefiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal. (Kridalaksana, 2008;198. Dalam restumariam.blospot.com diakses pada 9 Maret 2015)

-          Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan dimuka bentuk dasar. (Chaer, 1994;178. Dalam restumariam.blogspot.com diakses pada 9 Maret 2015)

Berdasarkan pendapat pada ahli mengenai pengertian prefiks, dapat disimpulkan bahwa prefiks adalah awalan yang berupa imbuhan yang bentuk dasar (kata dasar) untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

Di dalam bentuk kata bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis prefiks dan masing-masing prefiks tersebut memiliki jenis bentuk yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis prefiks :

  1. imbuhan meN-

arti imbuhan meN- tergantung pada kelas kata bentuk dasarnya.

‘melakukan tindakan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’ :

-       mengambil = melakukan tindakan ambil

 

‘menjadi seperti tersebut dalam bentuk dasar atau dalam keadaan bentuk dasar’ :

-       Menurun = menjadi/dalam keadaan turun

 

‘membuat kesan seperti pada bentuk dasar dengan sengaja’

-       Mengalah = membuat kesan kalah dengan sengaja

 

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan meN- mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut:

“pergi ke …’ ata ‘menuju ke …’ misalnya
-          Mendarat = menuju ke darat

‘mencari’ atau ‘mengumpulkan’
-          Merumput = mencari rumput

‘menjadi’ sebagaimana yang disebut pada bentuk dasar.
-           Membuah = menjadi buah

‘membubuhkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
-             Mencat = membubuhkan cat

‘membuat apa yang tersebut pada bentuk dasar’
-          Menyate = membuat sate

‘berlaku seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar’
-          Membabi buta = berlaku seperti babi buta.

‘melakukan tindakan dengan alat seperti bentuk dasar’
-          Menyabit = menggunakan sabit

‘meminum/menghisap seperti yang tersebut pada bentuk dasar
-          Merokok = menghisap rokok

Menyerupai seperti bentuk dasar’
-          Membukit = menyerupai bukit

‘dalam keadaan berfungsi sebagai seperti bentuk dasar’
-          Menyopir = berfungsi sebagai sopir

‘mengeluarkan bunyi seperti bentuk dasar’
-          Mengeong = mengeluarkan bunyi ngeong
apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, imbuhan meN- mempunyai arti seperti berikut :
‘menjadi seperti bentuk dasar dengan sendirinya
-          Menguning = menjadi kuning dengan sendirinya

‘menimbulkan kesan seperti bentuk dasar’
-          Memanjang = menimbulkan kesan panjang

 

Awalan meN- bila bergabung dengan bentuk berkelas kata bilangan (numeralia) adalah ‘menjadi seperti dala bentuk dasar’ : menyatu = menjadi satu.

    2. Imbuhan ber-

    Dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu bentuk dasar yang berkelas kata kerja, benda, sifat (adjektiva), dan bilangan (numeralia).

     

    Apabila bentuk dasarnya berkelas kata kerja, mempunyai arti seperti berikut :

    ‘dalam keadaan seperti bentuk dasar’
    Berada = dalam keadaan ada

    ‘menjadi seperti bentuk dasar’
    Berubah = menjadi ubah

    ‘melakukan seperti bentuk dasar’
    Bekerja = melakukan kehiatan kerja
    Apabila bentu kdasarnya berkelas kata benda, mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut :
    ‘memakai’ atau ‘mengenai’
    Berdasi = memakai dasi

    ‘mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasarnya’
    Berkumis = mempunyai kumis

    ‘mengeluarkan’
    Berdarah = mengeluarkan darah

    ‘mengerjakan’ atau ‘menggarap’
    Berladang = menggarap lading

    ‘mengendarai’ atau ‘mempergunakan’
    Bersepeda = mengendarai sepeda’

    ‘bermain seperti bentuk dasar’

    Bersepak bola = bermain sepak bola

    Apabila imbuhan ber- berupa kata sifat maka mempunyai arti ‘dalam keadaan’ misal : bersedih (dalam keadaan sedih)

    3. Imbuhan di-

    Arti imbuhan di- hanya satu yaitu ‘menyatakan suatu tindakan yang pasif. Contoh : diambil, diangkat, disiram. Pengertian pasif di sini adalah tidak disengaja atau tidak melakukan apapun sama sekali.

     

    4. Imbuhan ter-

    Bentuk dasar yang dapat bergandengan dengan imbuhan ter- adalah bentuk dasar yang berkelas kata kerja, kata sifat, dan kata benda. Bila awalan ter- melekat pada kelas kata benda, makna yang timbul adalah sebagai berikut;

    ‘tak sengaja di (seperti bertuk dasar)’
    Tersendok = tak sengaja disendok’

    ‘dapat di (seperti bentuk dasar)
    Terbukti = dapat dibuktikan
    Apabila benyuk dasarnya berkelas kata kerja, imbuhan ter- mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut :
    ‘menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak sengaja’
    Tersentuh

    ‘dapat’ atau ‘sanggup’
    Terangkat

    ‘menyatakan bahwa pekerjaan sudah selesai(perfektif)
    Termuat

    ‘ketiba-tibaan’
    Teringat
    Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, imbuhan ter- mempunyai arti paling : terpadai, tercantik, tertinggi, dll.

     

    5. Imbuhan peN- , pe-. Per-

    • Imbuhan peN-

    Bentuk dasar yang dapat bergabung dengan imbuhan peN- ialah bentuk dasar yang berkelas kata kerja, sifat, dan benda. Apabila bentuk dasarnya berkelas kata kerja, maka peN- mempunyai beberapa kemungkinan arti sebagai berikut :

    Menyatakan ‘orang yang (biasa) melakukan pekerjaan yang-sebut pada bentuk dasar’ misalnya :
    Pengarang = orang yang (biasa) melakukan mengarang

    ‘alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar’
    Penggaris = alat untuk menggaris

    Apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, maka imbuhan peN- mempunyai arti sebagai berikut :
    ‘yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar’
    Pemalu = yang mempunyai sifat malu

    ‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’
    Pendingin = yang mendinginkan/yang menyebabkan dingin

    ‘orang yang mudah cepat/menjadi seperti tersebut dalam bentuk dasar’
    Pemarah = orang yang mudah marah

     

    Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan peN- mempunyai arti ‘yang biasa malakukan tindakan/pekerjaan yang berhubungan dengan benda yang tersebut pada bentuk dasarnya’ misal : perantau (orang yang biasa merantau)

     

    • Imbuhan pe-

    Imbuhan pe- mempunyai kejajaran dengan imbuhan ber-, sednagkan imbuhan peN- mempunyai kesejajaran dengan imbuhan meN-

    Penyataan itu dapat dibuktikan dengan deretan contoh berikut:

                Pelari = orang yang berlari

                Petani = orang yang bertani

                Pejuang = orang yang berjuang

     

    Bandingkan dengan :

                Penulis = orang yang menulis

                Pembaca = orang yang membaca

                Peninju = orang yang meninju

     

    Oleh karena itu imbukan pe- dan peN- perlu dibedakan. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan pe- hanya mempunyai satu artu yaitu ‘orang yang biasa/pekerjaannya/gemargemar melakukan tindakantersebut pada bentuk dasar’ misalnya:

    Petani = orang yang biasa/pekerjaannya bertani

     

    • Imbuhan per-

    Imbuhan per- dapat bergabung dengan bentuk dasar yang berkelas kat benda, bilangan dan sifat. Apabila bergandeng dengan bentuk dasar kata benda, mempunyai arti ‘menjadi objek’ atau sebagai ‘memperlakukan (objek) sebagai’.

    Sedangkan apabila bergandeng dengan bentuk dasar kata bilangan mempunyai aarti ‘membuat menjadi’ contoh ; pertiga.

    Apabila bergandengan dengan bentuk dasar kata sifat mempunyai arti ‘membuat menjadi lebih’ contoh : peristri =menjadikan sebagai istri.

     

    6.      Imbuhan se-

    Bisa bergandengan dengan bentuk kata dasar yang berkelas kata benda, misalnya : sekelas, sejalan, sedesa dll. Imbuhan se- yang melekat pada bentuk dasar kata benda mempunyai arti sebagai berikut :

    Menyatakan satu.
    Sebuah = satu buah
    Seminggu = satu minggu

    Menyatakan saluruh.
    Sedunia = seluruh dunia

    Menyatakan sama atau sebesar
    Sekepala = sebesar kepala
    Sekucing = sama dengan kucing

     

    Selain melekat pada kata benda, morfem se- bisa bergabung dengan penggolongan benda. Misalnya : seorang, seekor, sebuah, sebatang dll.

     

    Awalan se- jika bergabung dengan kata sifat adalah ‘sama seperti bentuk dasar’ atau ‘sama-sama ….’ Misalnya : segenit (yang berarti sama genitnya).

     

    7.      Imbuhan ke-

    Imbuhan ke- ada dua macam yaitu ke- sebagai imbuhan (sehingga ditulis ke) da ke sebagai kata depan.

    Yang termasuk imbuhan ke- adalah : kesepuluh, kekasih, kedua dll.

    Yang termasuk ke- sebagai kaa depan : ke Surabaya, Ke depan, ke situ, dan sebagainya.

    Apabila imbuhan ke- bergandengan dengan bentuk dasar berkelas kata bilangan, maka imbuhan itu mempunyai arti sebagai berikut :

    Menyatakan kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasar.
    Kelima anak itu adalah anak saya
    Kedua mobil itu baru dibeli

    Menyatakan urutan seperti apa yang tersebut pada bentuk dasarnya.
    anak kelima bernama Siti

     

    8. Prefiks serapan

    Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata maupun afiks dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Penyerapan tersebut antara lain untuk memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

    Contoh :

    • Pra                : prasejarah, prasangka, prasarana
    • Tuna             : tunanetra, tunasusila
    • Pramu           : pramuniaga, pramuria
    • Maha            : mahasiswa, mahaguru, maharaja
    • Swa              : swadaya, swasembada

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    BAB III

    PENUTUP

    prefiks adalah awalan yang berupa imbuhan yang bentuk dasar (kata dasar) untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

    Macam-macam prefiks/imbuhan :

    1. Imbuhan meN-
    2. Imbuhan ber-
    3. Imbuhan di-
    4. Imbuhan ter-
    5. Imbuhan Imbuhan peN- , pe-. Per-
    6. Imbuhan se-
    7. Imbuhan ke-
    8. Prefiks serapan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    DAFTAR PUSTAKA

     

    Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

    Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kajian Morfologi. Bandung: Refika Aditama.

     


    Makalah tentang prefiks/awalan dalam mata kuliah morfologi

    Komentar

    Tulis komentar baru

    Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


    Terpopuler Hari Ini

    Sebulan Terakhir

    Terpopuler