Skip to Content

Pemilu Raja Ular

Foto usman hasan

Pemilu Raja Ular

Oleh : Usman Hasan

 

Para ular mulai dari ular naga sampai  binatang sejenis ular seperti cacing dan sogili melaksanakan Pemilihan Umum Raja Ular (Pemilu Jalar).

Sejak Repornasi, para ular dan sejenisnya melakukan pemilhan raja secara demokratis sebagai salah satu dari komitmen bersama sebagai bangsa ular.

Sebelumnya, bangsa ular berada dalam sistem otoriter yang mengandalkan pada kekuatan semata. Maksudnya, siapa yang kuar, sekalipun kelompok minoritas, maka dia yang mendominasi perpolitikan.

Setelah sepuluh tahun repornasi, pelaksanaan demokrasi sudah memadai. Pemilu terlaksana dengan demokrasi formalitas, belum demokrasi substansial, tapi sudah lumayan, karena pada intinya ada kebebasan memilih, ada kebebasan berekspresi tanpa ketakutan dan ada banyak regulasi yang mendukung pelaksanaan Repornasi.

 

ADA empat kandidat yang bertarung dalam Pemilu Jalar. Masing-masing calon dari ular naga, ular kobra, ular sawah dan ular hitam.

 

Sederhana sekali. Masing-masing kandidat menyampaikan pidato dihadapan semua jenis ular yang berkumpul pada haru H. Usai masing-masing kandidat berpidato, maka satu persatu pemilih memberikan hak pilihnya.

 

PIDATO ULAR NAGA : “ saudara-saudara yang saya cintai. Saya  menyampaikan kepada saudara-saudara bahwa Pemilu Jalar kali ini mari kita jadikan sebagai momentum untuk PEROBAHAN. Perobahan seperti apa, kita lihat saja nanti. Tapi, intinya bahwa perobahan yang saya maksud adalah perobahan secara phisik, yaitu semua jabatan strategis akan saya ganti. Perobahan secara substantif, bahwa kita harus melakukan perobahan dalam mental, misalnya mental malas, mental asal bapak senang, mental korup, menta pungli, mental cari gampang atau mental super mie.

Hidup ular naga. Ular naga menang “ Demikian teriak peserta kampanye sekaligus Pemilu Jalar.

 

PIDATO ULAR KOBRA: “saudara-saudara, saya  ingin menekankan pada soal moral. Apa itu visi misi, apa itu perobahan dan segala macam semboyan tanpa sikap ”bersih”. Maksud saya, bahwa pemimpin harus memiliki moral yang baik. Itu saja. Negara kita tidak kekurangan orang pintar. Bertumpuk orang pintar, tapi yang kurang adalah orang bermoral, orang bersih dan memiliki komitmen kerakyatan.Artinya, sejak bangun pagi sudah rakyat yang dipikirkan, bukan kesenangan diri sendiri. Pilih yang BERSIH.

“Hidup raja bersih.Pasti menang. Hidup ! Hidup! ” Teriak para pendukungnya

 

PIDATO ULAR SAWAH : “ kalau saudara mau sejahtera maka pilih yang cerdas, berpengalaman. Jangan saudara mendengar isu macam-macam soal korupsi, soal hugel. Bukti saja yang saudara  lihat. Kalau saya nggak beres, pasti saya sudah ada dalam bui. Ia kan ?

“Ular sawah menang, ular sawah menang. “ teriak pendukungnya

 

PIDATO ULAR HITAM: “ saudara-saudara, singkat saja saya ingin katakan, bahwa kalau saya dipilih jadi raja, maka untuk warga miskin saya akan gratiskan pendidikan, gratiskan rumah sakit, gratiskan KTP. Program gratis pasti bisa jalan, yang penting adalah kemauan seperti kata pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Kemauan berhemat para pejabat. Kurangi perjalanan dinas, kurangi biaya makan minum,. Pokoknya banyak yang dapat dihemat dan kita alihkan pada kaum miskin. Saya berprinsip pada pemerintahan kerakyatan, yaitu pemerintahan melayani, pemerintahan yang rela berkorban untuk rakyat yang dilayani.Yang lebih penting saudara-saudara menjaga agar aman.

 

“Hidup ular hitam. Pasti menang. “ teriak pendukungnya

Usai pidato singkat dari para kandidat raja, maka satu persatu ular memberikan suaranya.

 

Saya pun terbangun. Ternyata saya bermimpi pada siang hari bolong. He.......he.....

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler