Skip to Content

Surat dari danuarna

Foto Willyshayudana
files/user/9130/Picsart_22-10-16_12-05-25-502.jpg
Picsart_22-10-16_12-05-25-502.jpg

 

 

 

1
Aku akan membawa kisah, kisah penderitaan cinta manusia! Tiada kelahirannya adalah maut yang sebenar-benarnya. Cintamu tidak abadi! Tidak bisa kita menolak! Tidak saudaraku, apapun, kehendakmu. kau tidak bisa memaksa segala yang kau mau. Barangkali dia berhak menolak. Itulah keputusannya! 
Jika maut hadir, terimalah dan berlapanglah. Saatnya, dadamu. tidaklah terbakar lagi. Saudaraku! Ingatlah. Buatlah dirimu berarti dan berharga. Janganlah kau berjalan bagai bayang-bayang dan angan yang terlampau tinggi. Lihatlah, kau sengsara! Menolak segala bahagia! Yang mungkin sekecil debu saja tidak kau lihat! Tidak saudaraku. Jangan! Jangan. Menyalakan tuhan dan perilakunya! 
2
Itulah kesalahan awal! Kau terlalu memuja, seorang yang kau cintai. Tapi kau lupa kebahagiaan. Saudaraku! Mereka adalah orang-orang dari kalangan atas, apa yang di harapkan dari mereka! Bermimpi lah! Tak ada yang melarang, tapi kau harus sadar. Penolakan-penolakan, akan menghantam mu sedemikian rupa! Hasutan manusia itu mengerikan saudaraku! Di mulutnya penuh dengan dynamic, bom atom, ataupun nuklir, barang kali bisa meledakan sebuah kebohongan yang lebih besar! Ahh! Sungguh pun kau akan mengerti, masa depan terkadang kabur! Seperti Angin badai yang terkadang menyiksa di masa lalu! Petir dan kilat menghantam dada kembali. Pernah kau sadar! Tingkat tertinggi mencintai?
3
Saudaraku! Apakah disini, aku akan bangun dari segala aktivitasku dan berlari mengejar cintaku sampai ke Eropa sana?! Sebagai contohnya! Lihatlah dirimu, terjunlah, dan tanyalah, siapakah aku? Adakah yang bisa menjawab? Bahkan kekasih yang kau cintai-pun tidak bisa menjawab dan tidak mengerti dirimu! Apa yang kau dengar di telingamu?
Kau dengar suara rohmu memanggil? 
Cobalah kesunyian, kau hadirkan! saudaraku, Tidak kah juga kau gagal menemukan dirimu itu bukan! Jati dirimu telah hilang di dalam kerumunan, dan arus! Kau bersatu dan berpikiran yang sama di lingkaran kerumunan! kau takut akan sepi, itulah masalahnya,  walaupun tubuhmu masih berdiri tegak dan bernyawa! Kau tetap tidak kepada dirimu yang sebenarnya! Sama seperti cintamu, kau terlalu menyerahkan segala kebahagian yang bukan dirimu! Sikap egois yang berlebihan! Merusakmu dalam penderitaan. Jadi sanggupkah kau merelakan cinta? Karena itulah tingkatan tertinggi! Katakanlah pertemuan itu adalah basa-basi! Omong kosong! Begitulah. kau harus sanggup menerima segalanya, keindahan dalam sebuah hubungan, hanyalah kisah, kisah kenangan.
4
Saudaraku! Belajarlah atas dirimu sendiri, belajar untuk mencintai segala akhirnya. Perpisahan, Adalah jalan untuk mencintai kembali dirimu. Jawablah semuanya, hanya kaulah yang mampu atas dirimu! Pertolongan Tuhan, ada! Jadi percayalah! Jika maut dan kekasihmu,
Mana kah yang kau pilih? Itulah jawabanmu, aku tidak berhak memilih kehendakmu! Hanya kaulah yang bisa menentukan! Jadi bersikap adilah dan menimbang segala perbuatan yang terjadi, Tentukanlah! Layar sudah berdiri. tegakkanlah kepalamu, berlabuhlah di lautan dan samodera, kau akan temukan badai, dan ombak! Itulah jalan hidup, tantangan, untuk menjadikan kau berani, berani mencintai hidup dan dirimu sendiri!
5
Masalah-masalah kecemasan itulah penyebabnya, wahai saudaraku! Keberanian untuk menolak kembali! Kau cemas akan hal itu! Janganlah kau percaya kepada mereka yang bediri di atas panggung, menyebar kesedihan atas nama cinta, itulah tragis yang sebenar-benarnya! Kepalsuan yang katarsis! ahh, saranku membunuh ilusimu, mungkin, jadi, haruskah kau percaya? Ikutilah apa kata hati nuranimu, itulah saranku! Saudaraku.
Penulis-penulis yang menyedihkan itu menyebarkan kebohongan mereka. Apa yang harus di percaya! Bahkan diriku?
Salahkah? Harapan-harapan yang jujur pada masa lalu menjadi alat kebencian ? 
Kasihankah diriku ini?wahai saudaraku!
Saudaraku, Jika kehendak untuk mengulangi jawaban menjadi kebenaran, disanalah jawaban itu bersembunyi, di masa lalu! Letak masalah yang mereka takutkan. 
6
Maka jadilah mereka êtres humains faibles 
(Manusia lemah) mereka menjadi manusia yang tidak memegang kendali, jatuh, ke dasar per'orang yang (berkelompok) bukan- individu yang kuat, mereka bukanlah orang-orang yang berani menolak kepalsuan, berani memegang tanggung jawab dan kejujuran untuk diri sendiri! 
Saudaraku. Penderitaan adalah jalan menuju kebenaran umat manusia. Terimalah itu! 
Dan jika kau terima, rasakanlah, tidurmu tidak begitu panjang! Ada percobaan dan rintangan yang penuh cobaan! Lewatilah dengan kepercayaan yang kuat. Kau adalah manusia lemah (êtres humains faibles) tanpa kekuatan, dan jika kau ingin berkuasa untuk dirimu sendiri cobalah Berjalan menelusuri cahaya api, sendiri, sendiri, meski darah menggumpal dingin, pasti juga Selaku beku padam jua akan mendidih! Berjalanlah dengan api sekecil debu yang pedih, walaupun halangan bermacam-macam di depan! Tentanglah dengan berani! Penderitaan membuka segala jalan! Ialah api kemauan atas kehendak manusia itu sendiri! Mencipta sebuah kejujuran yang mutlak, saudaraku, baik dan buruknya terimalah! Kau berpeggang kepada keberanian untuk memulai, jiwamu terbentuk hari demi hari menjadi lebih baik dan menghargai siapa dirimu di masa lalu, êtres humains faibles (manusia lemah) itulah awal pertama dirimu! Kau terbentuk oleh kobaran api, yang terus hidup! Hidup! Dan hidup! 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler