Skip to Content

CATATAN SANG PENGEMIS

Foto Watowuan Tyno
files/user/5614/Ilustrasi_1.jpg
Ilustrasi.jpg

 

Adakah kita ingin memberi sebagian dari apa yang kita punya sesuai dengan apa yang kita bisa? Dunia sudah terlalu congkak dengan segalah rezeki yang dimiliki. Selau ingin menikmati sendiri apa yang mereka miliki, yang sebetulnya kita hidup untuk berbagi. Bahkan, ada lagi yang ingin menikmati apa yang sebenarnya bukan miliknya. Serakah!

Memberi bukan untuk dipamer agar terlihat sebagai sosok manusia yang peduli. Bukan untuk mengharap imbalan. Bukan pula mencari sensasi agar kau terlihat merakyat, layaknya seorang politikus instan, lebih tepatnya politikus dadakan, yang lagi menggenjot popularitas dan elektabilitas untuk menggamit nurani rakyat. Memberi bukan untuk itu, Bung!

Memberi dengan ikhlas, memberikan hak mereka. Hak kami yang telah kami tanam melalui kewajiban dalam keikutsertaan kami dalam bernegara. Pajak kami kumpulkan untuk negeri. Negeri adalah kami, maka aku dan dia memiliki hak untuk mendapatkan itu.

Kami bukan orang-orang malas, tapi kami malu jadi petani yang tidak memiliki sebidang tanah untuk menanam. Tanah kami telah digusur untuk membangun gedung-gedung tinggi menjulang langit dengan seribuh kemewahan yang ada di dalamnya. Bukannya kami mengganggap kami adalah seekor anjing yang hanya mengais sisa makanan di bawah tumpukan sampah, tapi kami mungkin lebih dari seeokor anjing yang tak tahu kapan dia mati berkalang tanah, jika kami tak jadi seperti itu. Kami bukanlah anak durhaka yang lari dari rumah meninggalkan ibu, tapi karena kami hidup seorang diri. Rumah kami digusur untuk kepentingan kaum-kaum terhormat. Ayah dan ibu kami, sudah lama terbaring dalam hitam, saat rumah sakit hanya milik orang-orang berduit. Lalu, aku mau bertanya, demokrasi macam apa yang kita inginkan? Dari Rakyat-Oleh Rakyat- Untuk Rakyat, hanya terbaring di atas baranda ilusi.

Kita ramai-ramai berteriak "ayo kerja". Kami pun bingung di bawah emperan tokoh, saling bertanya satu sama lain. Kita kerja apa, sedang masih banyak sarjana nganggur? Siapa yang menjawab? Pasrah juga sebuah pilihan, kami memilih untuk meminta. Agar dunia tahu bahwa kita belum merdeka.
Merdeka bukan cuma untuk mengenang, mengenenang mereka yang pantas dikenang. Tapi untuk bertanya bahwa merdeka yang bagaimana? Jika kami tak ada di sini, maka kita tak dapat menemukan makna merdeka yang sesungguhnya. Barangkali, kami telah diseting oleh Sang Pemberi hidup, sehingga kita dapat memahami hakikat dari kata MERDEKA.

Kita kembali pada memberi. Memberi untuk kebahagiaan. Bahagia bukan karena mendapatkan harta yang banyak, namun memberi dari apa yang kita miliki itulah kebahagiaan hakiki. Aku tidak sedang memaksamu untuk berbagi. Tapi karena, Tuan kita lagi sibuk membagi. Membagi polemik untuk kita kecapi bersama.

Katanya, kita satu di bawah panji Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian kita didoktrin untuk menyeruhkannya agar sama-sama bersatu menghadapi krisisis keuangan. Bersatu menerima hegemoni bahwa negeri ini adalah kacung atau pelayan bagi mereka di barat sana. Mereka orang-orang yang hanya menutup mata akan sisi gelap keadaan negeri kita saat ini, membutakan mata mereka dengan anggapan egois bahwa si kaya dan si miskin dapat bersatu, si kuat dan si lemah dapat saling membantu, si pintar dan si bodoh dapat saling menguntungkan. Mereka dengan sengaja menyebar selogan bahwa kita adalah bangsa yang besar. Pada kenyataannya, si kaya semakin membuat si miskin tersisihkan dan duduk santai di atas singgasana emasnya, menikmati rupiah yang terus tercetak tiap detiknya. Si kuat semakin tertawa di atas ketidakberdayaan si lemah menghadapi dunia yang pelik ini. Si pintar tenggelam dalam ilmu pengetahuan yang memabukkan. Sementara si bodoh terus terpuruk dalam kebodohannya. Tak perlu kita menyangkal bahwa saat ini yang menikmati kekayaan bangsa ini hanyalah si kaya yang kuat dan pintar. Sementara yang lain, aku dan kita orang-orang yang kita sebut “pengemis kebahagiaan" hanya bisa mengelus dada.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler