Skip to Content

Gejolak Batin dalam Puisi

Foto Dwi Agung Prakosoo

Gejolak Batin dalam Puisi

Oleh: Dwi Agung Prakoso

 

 

 

 

Judul: Maskumambang buat Ibu

Penulis: Nenden Lilis A.

Cetakan: Pertama, Oktober 2016

Tebal: 117 halaman

Penerbit: Rumput Merah

 

 

            Nenden Lilis A merupakan penyair perempuan yang namanya sudah sangat akrab bagi para pegiat sastra. Beragam karyanya baik berupa puisi, cerpen, esai dan artikel seringkali dimuat di berbagai media massa seperti Kompas, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Surabaya Post, Majalah Sastra Horison dan media massa lainnya. Khusus untuk puisinya, sastrawan kelahiran Garut, 26 September 1971 ini sudah melahirkan dua antologi tunggal, yang pertama adalah Negeri Sihir tahun 1999. Sementara yang terbaru merupakan kumpulan puisi dua bahasa Maskumambang buat ibu, diterbitkan pada Oktober 2016, di dalam antologi tersebut terdapat 50 puisi berbahasa Indonesia yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Ian Campbell, Harry Aveling, Dadang Sadili dan Nikmah Sardjono. Secara konsep, buku tersebut nampaknya tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Indonesia, namun juga untuk para penikmat dan pecinta puisi di seluruh dunia. Berbagai puisi yang terdapat di dalam buku ini banyak mengangkat tema yang universal seperti cinta, religiusitas dan kritik sosial. Penyair begitu apik membungkus kata demi kata dalam setiap puisinya. Pemanfaatan alam dan suasana sebagai sumber pencitraan ditambah pemilihan diksi yang kuat menjadi dasar utama terciptanya gejolak batin bagi pembacanya. Seperti pada beberapa baris puisi berjudul “Epitaf” ini

 

lihatlah porak poranda kota oleh gempa

kampung yang disapu gelombang

bukankah itu hati kita

 

ah, bagaimanakah kita hapus epitaf

yang tergurat dalam

di nisan hitam batin kita?

 

Dari penggalan larik puisi tersebut, gejolak batin yang coba untuk di sampaikan oleh penyair begitu terasa. Bagaimana ia menganalogikan kesedihan hatinya dengan bencana. Kemudian di tutup dengan kalimat tanya, yang seakaan-akan membuat pembaca ikut terlibat dan tenggelam ke dalam perasaan duka cita yang menggantung pada kepasrahan dan ketidakberdayaan.

Setiap kata dalam puisi Nenden sangat mudah menciptakan imajinasi seperti pada puisi yang berjudul “Ode Musim” dan “Kisah Sebatang Pohon” dengan penghayatan yang mendalam terhadap alam serta sensitifitas perasaan penyair menjadi kekuatan bagi setiap diksinya. penyair mampu menyatukan hati dan pikirannya dengan alam secara lugas. keterampilan, pengalaman serta wawasan yang luas dalam berpuisi berhasil membentuk karakter penyair dalam setiap puisinya yang sulit ditiru oleh sastrawan manapun

Puisi-puisi Nenden ini tidak begitu sulit untuk dipahami, karena diksi yang digunakan dibeberapa baris dalam puisi-puisinya tidak terlalu sulit, sehingga para pembaca dapat mengerti apa yang terjadi atau apa yang dijelaskan. Selain mampu menciptakan imajinasi, nilai estetika yang terkandung dalam setiap puisinya juga mampu menghantarkan perasaan-perasaan yang menggetarkan dada dan menimbulkan gejolak batin. Seperti pada puisi “Maskumambang buat Ibu” yang sangat cocok untuk menjadi bahan renungan. Penyair seakan membenturkan realitas kehidupan seorang ibu dengan realitas kesadaran. Disini kita dapat merasakan suasana sedih, resah sekaligus kagum akan sosok Ibu. Keresahan penyair semakin terasa dengan penggambaran alam sebagai perumpamaan. Bahkan, kekuatan kasih sayang seorang ibu mampu menyangga beban gunung dan laut. Hiperbola yang menggambarkan betapa besarnya pengorbanan seorang ibu.

Kumpulan puisi yang terdapat dalam buku Maskumambang buat Ibu ini hampir tidak bisa dipisahkan dari berbagai realitas dan peristiwa yang di alami oleh penyair, lewat puisi-puisinya semakin menjelaskan gambaran batin penyair sebagai perempuan sekaligus ibu dengan kekuatan sensitifitas yang ada pada dirinya dalam menghayati, memahami dan merenungi kehidupan. Dan puisi-puisi itu seperti cetakan dari isi batinnya yang menyeruak lewat kata.

 

 

Dwi Agung Prakoso lahir di Bekasi, 17 mei 1994. Mahasiswa jurusan bahasa dan sastra indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler