Namanya muncul sebagai nominasi yang diunggulkan selain penyair Korea Ko Un dan penulis Hungaria László Krasznahorkai. Svetlana Alexievich melesat jauh dan berhasil memenangkan Nobel Prize 2015 kategori sastra.
Diumumkan di Stockholm, Ketua Akademi Swedia sebagai penyelenggara Sara Danius menyebutkan buku pemenang sebagai monumen untuk keberanian dan penderitaan di waktu yang sama. Tahun lalu, Nobel Sastra 2015 diraih oleh novelis asal Prancis Patrick Modiano.
Dengan begitu, Alexievich mendapatkan hadiah senilai Rp 15 miliar dan menjadi wartawan pertama yang memenangkan penghargaan. Ditemui di kantor surat kabar lokal di Minsk, Belarusia, ia mengaku terkejut dengan keputusan dewan juri.
"Ini bukan untuk saya tapi budaya kita. Untuk negara kecil kami yang terjebak dalam sejarah," katanya seperti dilansir dari berbagai sumber, Jumat (9/10/2015).
Karya terkenal yang membuat diterjemahkan dalam bahasa Inggris adalah 'Voices from Chernobyl', yakni tentang bencana nuklir di tahun 1986. Serta 'Zinky Boys' yang mengacu pada sejarah kelam perang Soviet dan Afghanistan.
Buku ini pun mengandung kontroversi dan kemarahan ketika pertama kali diterbitkan di Rusia. Banyak pengulas dan kritikus yang menyebutkan sebagai 'sepotong fitnah kejam'. Jurnalis ini juga seorang aktivits terhadap kebijakan negara asalnya.
Akibatnya, beberapa kali teleponnya disadap dan ia dilarang tampil di depan publik. Ia merupakan kelahiran 1948 silam di kota Ukraina. Keluarganya pindah ke Belarusia setelah ayahnya menyelesaikan dinas militer.
Antara tahun 1967 sampai 1972, Alexievich belajar jurnalisme di Universty of Minsk. Setelah lulus, ia bekerja sebagai wartawan selama beberapa tahun, sebelum buku pertamanya rilis 'War's Unwomanly Face' pada 1985.
Komentar
Tulis komentar baru