Halimi Zuhdy
Sebenarnya tulisan ini berangkat dari kegelisahan penulis atas ketidak –pede-an para sastrawan kampung untuk unjuk gigi ke pentas dunia, mereka lebih senang bersembunyi di balik gubuk-gubuk ilalang dari pada bertengger di bangunan kokoh berderet permata, lebih suka berdamai dengan sawah-sawah yang indah dari pada troktoar-troktoar ketidak jelasan, lebih suka bermain pet ta umpet dengan kodok dari pada mempublikasikan karyanya…dan penulis suka pada mereka karena kesederhanaan dan keikhlasan karyanya, namun ke-tidak pedeannya yang dapat menghilangkan kretifitas mereka di pentas dunia, sehingga ke-elokan kampung tidak dikenal oleh orang-orang kota atau orang-orang dunia.
Komentar Terbaru