love is pain and happiness.
One must learn to love oneself with a wholesome and healthy love, so that one can bear to be with oneself and need not roam. ( Seseorang harus belajar mencintai diri sendiri dengan cinta yang sehat, sehingga ia dapat bertahan dengan dirinya sendiri dan tidak perlu berkelana.) -nietzsche
Apa yang harus kita lakukan terhadap “cinta.” meninggikannya, mengagung-agungkannya atau menjerumuskannya?
Dari ketiganya kita mendapatkan tempat. Bahkan bisa memiliki ketiganya. Diantara ketiganya apakah kita masih dalam tahap menjerumuskannya?
Pasti! Dan pasti! Aku tidak menebak atau salah sangka dalam mengira itulah kenyataan yang terjadi. Jangan menyalahkan dan membenarkan diri terlebih dahulu! Secara sadar kita memilih cinta sebagai objek meninggikan juga mengagung-agungkannya, tapi! Secara tidak sadar kita terbawa pada arus yang deras, mengikuti atau memilih menjerumuskan “cinta”
Ya, menjerumuskannya! Jangan berkata tidak! Atau tidak sama sekali melakukannya. Kita sebagai manusia di cipta memiliki pikiran dan akal juga hati (perasaan) tanpa pernah kita mencari tau dan menggunakannya secara persepektif bukan?
Bagaimana kita membentuk cinta yang terlebih dahulu untuk mencintai diri kita sendiri. Menjadi teguh berpegang prinsip, mencapai kesadaran yang mutlak. Tanpa ada menjerumuskannya! Muak, bukan! Begitulah kau membentuk siapa karakter yang ada di dalam dirimu. Berat dan sulit begitulah perkataan setiap individu yang ingin mencapai kepuasannya.
Manusia akan kesepian tanpa cinta juga diriku! Kita ada di posisi kedua mengagungkannya. Maka lahirlah bahagia dan derita yang kita ciptakan sendiri. Apakah kau berhasil menyempurnakan cinta (mencintai) untuk dirimu sendiri?
Apakah jatuh cinta begitu tragis buat kita? apakah Pernah kita berpikir untuk merelakan apa yang kita miliki untuk orang lain, agar kebahagiaan itu bisa tercipta? Dan disini aku percaya kita akan melahirkan kebencian dan dendam yang berkepanjangan. Disini! Ya disinilah kita masuk dalam konsep menjerumuskan diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa meninggikan cinta itu atau dalam hal lain “mengilhaminya”.
Kita anggap meninggikan cinta adalah harapan-harapan yang kita miliki untuk tidak berharap mendapatkan balasan apapun, mengagungkan cinta adalah meminta dengan pengorbanan-pergorbanan yang seimbang untuk menerima secara objektif, dan menjerumuskan cinta adalah keinginan, kegoisan yang hanya melahirkan dendam dan kebencian.
Kita bicarakan disini!
Dendam dan kebencian adalah patah hati yang tidak bisa kita terima secara relatif. Karena jatuh cinta bisa membuat kita bahagia juga bisa membuat kita derita. Begitulah yang sering terjadi bukan! Kita takut menerima segala resikonya. Kalian saudaraku-saudaraku! Jangan terburu-buru! Inilah penilaian, yang aku katakan hanya sia-sia dan membunuh diri sendiri.
Kesadaran cinta yang utama adalah bagaimana kita bisa secara sadar membangun “cinta” mulai dari diri kita sendiri. Untuk membentuk pribadi yang mencintai Tanpa berharap untuk di cintai. dengan itu kita telah mencipta pribadi yang lebih baik dengan tidak menjerumuskan diri kita sendiri ke hal yang lebih buruk.
Seperti yang di katakan søren kierkegaard
“Love is an expression of the one who loves, not the one who is loved. Those who think they can only love the person they like don't love at all. Love discovers truths about individuals that no one else can see”
“Cinta adalah ekspresi orang yang mencintai, bukan orang yang dicintai. Mereka yang berpikir bahwa mereka hanya dapat mencintai orang yang mereka sukai tidak mencintai sama sekali. Cinta menemukan kebenaran tentang individu yang tidak bisa dilihat orang lain”
Komentar
Kesadaran Cinta
malam-malam dah menghadirkan tulisan....., essay. Namun menurutku lebih cocok kalau diubah ke dalam bahasa puisi. Sebab isi yang terkandung begitu maya meskipun sebenarnya sarat makna. Maaf ya....
Terima kasih atas
Terima kasih atas kritikannya. ????????????
Willy shayudana
Tulis komentar baru