Junjungan hidup bertabur bunga
nan tertanam dalam raga seorang insan
bagaikan pohon kayu nan tumbuh menjulang,
berharap badai sirna gerimis pun hilang.
tumbuh dan tumbuhlah pokok diri
dalam jiwa nan berjuta asa pada kejora
bahkan dalam lelappun aku tumbuh
berharap dahan tak pernah rapuh.
Sang mentari kini berseri
jiwa melambung menapaki awan nan berarak,
hingga gelombang badai menerpa akupun jatuh
terlempar dari cakrawala tak berpihak.
renungan suci menggema
lonceng dan lilin-lilinpun meredup,
ah... apa peduliku,
dalam hari nan kusut masai ini,
idealisme ternyata mimpi.
ah, sunyi merenggut dalam hiruk pikuk duniawi
asa nan tumbuh berseri pun layu tak bernyawa
pada siapa asa ini bangkit, ketika semua
hampa tak berjiwa
Komentar
Tulis komentar baru