Skip to Content

PUISI-PUISI DEDDY KORAL

Foto SIHALOHOLISTICK

DARI RUMAH TAHANAN I

Dari celah beton dan baja
menatap dunia penuh kuburan
para babi menari di atas bangkai sapi

Pada ruang pengap bau pesing
nasi campur kepala bangkai
kecoa, nyamuk, dan kutu busuk

Aku merasa ada pecahan kaca
begitu nyeri mengiris dinding hati
begitu pekat hari-hari kulewati
 1997

 

DARI RUMAH TAHANAN II

Sebelum kamu jadi kucing
Aku sudah jadi macan
Muncul dari goa aturan
Merobek harap mencabik kemanusiaan

Taringku tajam suaraku lantang
Menantang elang di langit hitam
Dengan sigap pawang menjerat
Jebloskan aku dalam sangkar

Aku mengerang menahan cambuk Meratap di atas kitab undang-undang

1997

 

DUNIA KAMBING HITAM

Lama aku tinggal di sana
Merasakan bagaimana air mata
Keringat bahkan sampai darah
Bercerita tentang kerasnya hidup

Di mana manusia berhati batu
Berjalan atas kepala muntahkan cerca
Membuat kita geram tapi tidak berdaya
Sebab keberanian tanpa kekuatan
Dikalahkan lembar-lembar kertas berangka
Menjadi gada meremukkan nyali kita

Mari kita mencuci muka
Ngelap jiwa menuju mushola
Kita tinggalkan dunia kambing hitam
Kita bangun dunia baru
Bersama semut, sutra, dan baja!

Januari 1997

 

DALAM BAHASA PENUH CINTA

Masukilah dunia itu
Dengan kelembutan tanpa kelemahan
Dalam bahasa penuh cinta
Bangkitkan orang bersandar di dinding kelam

Januari 1997

 

MEMBURU WAKTU

Jangan gagap hadapi umpat
biar topan kencang menampar
takkan tumbang harap digenggam

Jangan tanya bulan berdandan
gantikan mentari rebahkan diri
mari kita berburu...
agar waktu tak jadi debu

1997

 

PANORAMA DUKA I

Di lembah duka
Wajah-wajah bengis berbaris
Bagai boneka besi tua
Sebab bosan propaganda tipu daya
Unjuk rasa jadi derap huru-hara
Lalu teler menghirup gas air mata

1997

 

BIOGRAFI DI KAMAR MANDI

Mengeja lengkung kemaluanku
Ngaceng seperti telunjuk seorang penguasa
Memaksa anak bangsa untuk onani
Dengan sebuah rudal siap ditembakkan

Kau boleh berteriak hingga serak
Asal di ruang gelap dan pengap!

Serunya bercokol dalam penyimpangan
Mengkulum senyum duduk di kursi empuk
Sambil menyenandungkan lagu bagimu negeri
Hidupku makmur rakyat melarat seumur-umur

1998

 

SEBAB KAMU

Sebab kamu menutup hati
Sebab kamu membutakan pandangan
Sebab kamu menulikan pendengaran

Kamu tuba tabu bagi kami
Maka kami mengutuk kamu
Buta tuli hatimu batu!

1998

 

TARIAN BAJINGAN

Orang bilang aku bajingan
Musuh Tuhan Kekasih setan

Setan bilang aku pahlawan sejati
Harum cendana wangi melati
Punya bulan punya matahari
Punya bintang di langit tinggi

Ayo berdansa mari menari
Jangan bicara tentang reformasi
Mari bicara korupsi dan manipulasi
Hantam kanan sikat kiri
Dalam rangka menumpuk rezeki

Ayo berdansa mari menari
Jangan bicara soal kemiskinan
Mari bicara bagaimana menimbun kekayaan
Jangan bicara soal gajah rebus
Atau menenggak es campur, parabola
Mari bicara bagaimana aku memiliki dunia

1998

 

POTRET HITAM NEGERIKU

Bau amis darah
Asap mesiu dan gas air mata
Menyesakkan paru-paru Negeriku
Tanah resah, langit menjerit
Dihuni penculik, perusuh dan penjarah
Pengkhianat, pembunuh, penindas, dan
pemerkosa

Para bajingan bersorak riang
Kasak-kusuk berlagak pahlawan
Cari korban kambing hitam
Rame-rame sebarkan fitnah
Mendesakkan gelombang perseteruan
Menciptakan keramaian dunia
Dengan derap huru-hara

Hukum meraung, keadilan terluka
Ratap tangis bersahutan di mana-mana
Orang-orang tunggang langgang dihantam
ketakutan
Hilang anak, hilang sanak, tinggal harap
Meratap atas tanah porak-poranda
Tanah tumpah air mata duka lara
Tanah air penuh hiu dan buaya

Indonesia 1998

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler