Skip to Content

Indonesia Seperti Raksasa Sastra Tertidur

Foto indra
files/user/762/frankfurt-book-fair.jpg
Peserta Indonesia yang menghadiri Frankfurt Book Fair (FBF) 2012. [www.bennyrhamdani.com]

Indonesia terpilih sebagai Guest of Honor (GoH) dalam Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman tahun 2015.

Itu berarti, Indonesia adalah negara ASEAN pertama yang menjadi GoH di pameran buku tertua di dunia tersebut.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, mengatakan, Indonesia dinilai memiliki sejarah sastra yang panjang, namun belum terdengar di kancah internasional.

Menurutnya, tawaran untuk menjadi GoH langsung datang dari presiden FBF.

"Mereka melihat Indonesia sebetulnya memiliki buku-buku fenomenal seperti karya Pramoedya Ananta Toer atau yang terbaru, Laskar Pelangi. Kita juga dilihat memiliki tradisi literatur yang kaya seperti Salah Asuhan dan Siti Nurbaya. Sayangnya tidak pernah muncul. Indonesia seperti ’raksasa tidur’, kita tidak pernah memikirkan ini," kata Wiendu kepada SP di Jakarta, Kamis (25/9).

Wiendu mengatakan Indonesia sebenarnya bisa membangun industri perbukuan yang besar dan baik. Salah satu bukti negara semakin maju adalah kemajuan industri perbukuannya.

"Keputusan ini (menjadi GoH) cukup berani. Saat kita ketemu presiden FBF, mereka dukung karena ke depan, arahnya adalah ASEAN. Kenapa kita tidak coba, walau negara lain belum berani," ujar Wiendu.

Untuk mempersiapkan diri sebagai GoH tahun 2015, Indonesia akan menjadi peserta dalam FBF tahun ini yang akan digelar tanggal 8-12 Oktober 2014 di Frankfurt, Jerman. Di FBF 2014 akan ada serah terima dari GoH tahun ini yakni Finlandia kepada GoH tahun 2015, Indonesia. Acara serah terima akan diliput oleh sekitar 10.000 jurnalis yang datang dari seluruh dunia.

 "Diperkirakan akan ada 400.000 pengunjung dalam FBF tahun ini," kata Wiendu.

Menurut Wiendu, sebagai peserta dalam FBF tahun ini, Indonesia diberi ruang pameran seluas 300 meter persegi. Selain memamerkan buku-buku andalan, Indonesia juga akan menggelar seminar dan pertunjukan oleh sejumlah tokoh seperti Romo Magnis Suseno yang merupakan warga negara Jerman yang menjadi WNI, Ayu Laksmi, Goenawan Mohamad, dan ahli kuliner William Wongso.

Sedangkan, untuk FBF 2015, Indonesia sebagai GoH akan diberi tempat istimewa di hall utama dengan ruang pameran seluas 2.500 meter persegi. Indonesia menargetkan 200 buku dipamerkan dalam FBF 2015. Buku-buku itu terdiri dari sastra dan nonsastra yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman.

Total anggaran untuk mempersiapkan Indonesia sebagai GoH dalam FBF 2015 sebesar Rp 150 miliar.

"Banyak hambatan-hambatan birokrasi yang dialami, sampai sekarang masih kurang dari 10 persen buku yang sudah diterjemahkan," kata Wiendu.

Dalam serah terima GoH di FBF 2014, Indonesia akan mengangkat tema "Indonesia is Hot", sedangkan Finlandia sendiri mengambil tema "Finland is Cool".

"Hot di sini bisa berarti Indonesia itu panas, seksi, dan pedas dari beragam kulinernya," ujar Wiendu.

Namun, menurutnya, sebagai GoH FBF 2015 nanti, Indonesia akan mengangkat tema lebih konseptual yaitu "17 Islands of Imagination". Wiendu berharap posisi Indonesia sebagai GoH akan meningkatkan geliat industri perbukuan dalam negeri. Sebab, dalam FBF juga akan ada acara "buyer met seller". Artinya, para penerbit akan bertemu dengan perusahaan-perusahaan internasional.

"Sebagai book fair tertua di dunia, FBF yang sudah berusia sekitar 500 tahun, posisi sebagai GoH akan meningkatkan industri buku  juga akan jadi diplomasi budaya. Peran diplomasi ke depan bukan lagi perang, tapi budaya," kata Wiendu.


suarapembaruan.com, Kamis, 25 September 2014 9:42 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler