Sebanyak 32 penyair se Indonesia, Kamis (22/11) berkumpul di Gedung Teater Tertutup Anjung Seni Idrus Tintin. Para penyair tersebut akan mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia dalam helat Temu Penyair se-Indonesia yang diprakarsai Dewan Kesenian Riau (DKR) dan Yayasan Sagang.
Konseptor dan inisiator helat ini antara lain Ahmadun Y Herfanda, Agus R Sarjono, Asrizal Nur, Jamal D Rahman, Kazzaini Ks, Maman S Mahayana dan Rida K Liamsi. Sedangkan penyair yang hadir antara lain; Sutardji Calzoum Bachri (Jakarta), Acep Zamzam Noor (Jabar), Ahmadun Y Herfanda (Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta), Agus R Sarjono (Jurnal Sajak-Jurnal Kritik), Asrizal Nur (Yayasan Panggung Melayu), Bambang Widiatmoko (Komunitas Sastra Indonesia), Jamal D Rahman (Majalah Sastra Horison), D Kemalawati (Aceh), Fatin Hamama (Jakarta), Jono Varomi (Papua), Susiawan Leak (Solo), Kazzaini Ks (Dewan Kesenian Riau), Maman S Mahayana (Kritikus Sastra), Micky Hidayat (Kalimantan Selatan), Pranita Dewi (Bali), Rida K Liamsi (Jawa Pos dan Riau Pos).
Penyair lainnya adalah Fakhrunas MA Jabbar, Husnu Abadi, Taufik Ikram Jamil, Marhalim Zaini, Jefri al Malay, Hafney Maulana, Kunni Masrohanti (Riau), Hasan Aspahani, Samson Rambah Pasir, Ramon Damora (Kepulauan Riau), Hasan Albana, Pandapotan MT Sialagan, Porman Manalu (Medan-Sumut), Yusrizal KW dan Firdaus (Sumbar).
”Semua penyair telah menyatakan kesediaan untuk hadir dan sebagian besar sudah datang besok (hari ini, red). Sebagian lagi, kemarin seperti penyair Papua dan sebagainya,” ungkap Ketua Umum DKR Kazzaini Ks, kepada Riau Pos (grup Padang Ekspres, red), Rabu (21/11).
Helat bertajuk ”Pertemuan Penyair Nasional dan Deklarasi Hari Puisi Indonesia” tersebut, menurut Kazzaini Ks, didukung berbagai pihak seperti majalah sastra Horison, Jurnal Sajak, Jurnal Kritik, Komunitas Sastra Indonesia, Majalah Sagang dan Riau Pos.
Petang kemarin, tim dari Jakarta dan Pekanbaru meninjau langsung tempat pelaksanaan helat tersebut seperti Rida K Liamsi, Kazzaini Ks, Asrizal Nur dan lainnya.
Selain pembacaan puisi oleh para penyair juga akan ada penampilan visualisasi puisi dari Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR). Selepas itu, baru dideklarasikan Hari Puisi Indonesia. (Padek)
Presiden penyair siap deklarasikan Hari Puisi Indonesia
Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, bersama sekitar 40 penyair dari seluruh Tanah Air, siap mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia.
Deklarasi Hari Puisi Nasional ini merupakan puncak dari serangkaian acara Pertemuan Penyair Indonesia (PPI) I yang akan digelar di Anjungan Idrus Tintin Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012, demikian keterangan tertulis yang diterima di Bandarlampung, Kamis.
Menurut Kazzaini Ks, Ketua Panitia, didampingi Eriyanto Hadi, Sekretaris PPI I, rangkaian kegiatan PPI I akan dimulai dengan Musyawarah Penyair Indonesia (MPI) pada siang hari, mulai pukul 13.00 WIB, di tempat yang sama.
Sekitar 40 penyair dari Aceh sampai Papua telah menyatakan akan hadir dalam PPI ini, antara lain John Waromi (Papua), D Kemalawati (Aceh), Acep Zamzam Noor (Bandung), Rahman Arge (Makassar), Micky Hidayat (Banjarmasin), Hanna Fransisca (Singkawang), Isbedy Stiawan ZS (Lampung), Fakhrunnas MA Jabbar (Pekanbaru), Anwar Putra Bayu (Palembang), Pranita Dewi (Denpasar), Suminto A Sayuti (Yogyakarta), Bambang Widiatmoko (Jakarta), dan Sosiawan Leak (Solo).
Menurut salah seorang inisiator acara ini, Rida K Liamsi, keinginan untuk memiliki Hari Puisi Indonesia muncul ketika dia dan Agus R Sarjono menghadiri Hari Puisi Nasional Vietnam.
Gagasan tersebut kemudian ditularkan kepada Asrizal Nur dan Kazzaini KS, lalu dibincangkan secara lebih serius dengan Maman S Mahayana dan Ahmadun Yosi Herfanda, saat mereka bertemu di Seoul dan Hansan, Korea Selatan.
Sepulang dari Korsel, mereka membentuk Tim Perumus yang disebut Tim Tujuh di Jakarta yang bertugas menggodok ide tersebut, agar dapat segera diwujudkan.
Tim Kurator PPI juga dibentuk untuk memilih penyair-penyair yang pantas diundang. Konsep dan pemilihan tanggal Hari Puisi Indonesia awalnya disiapkan oleh Maman S Mahayana di Korsel, kemudian dimatangkan oleh Agus Sarjono, Ahmadun YH, Asrizal Nur, dan Jamal D Rahman di Jakarta.
Sementara itu, Rida K Liamsi dan Kazzaini KS menyiapkan pelaksanaan PPI I di Pekanbaru.
"Sesuai hasil kesepakatan Tim Perumus, yang kami pilih sebagai Hari Puisi Indonesia adalah tanggal 26 Juli, yakni hari lahir penyair Chairil Anwar, peletak tonggak utama tradisi puisi modern Indonesia," kata penyair Ahmadun Yosi Herfanda, anggota Tim Perumus yang juga kurator PPI.
Diharapkan acara deklarasi Hari Puisi Indonesia akan dihadiri oleh Mendikbud Muhammad Nuh, yang akan menjadi penandatangan utama naskah deklarasi tersebut.
Mendikbud M Nuh diharapkan juga akan memberikan orasi sastra usai deklarasi.
Menurut Asrizal, acara deklarasi juga akan dimeriahkan pentas baca puisi oleh semua penyair yang hadir, pemutaran video sejarah Hari Puisi Indonesia, pertunjukan musikalisasi puisi, dan puisi multimedia, serta peluncuran buku Antologi Hari Puisi Indonesia yang berisi karya-karya para penyair yang hadir.
Penyelengaraan PPI I dan Deklarasi Hari Puisi Indonesia ini dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Provinsi Riau bekerjasama dengan Yayasan Sagang, serta didukung oleh Yayasan Panggung Melayu (YPM), Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Majalah Sastra Horison, Jurnal Sajak, dan seluruh penyair yang hadir.
Setelah dideklarasikan, kata Asrizal, direncanakan mulai tahun depan Hari Puisi Indonesia akan diperingati secara besar-besaran di Jakarta.
Diharapkan, peringatan serupa juga akan diadakan di daerah-daerah oleh para penyair yang hadir. Dengan demikian, diharapkan, puisi akan makin dicintai dan diapresiasi dengan baik oleh masyarakat. (Ant)
Komentar
Salut
saya dukung gerakan ini, semoga menjalar ke seluruh penjuru negeri
Tulis komentar baru