Skip to Content

Ngabuburit dengan Berlatih Teater di Bekas Kampus Sastra UNDIP

Foto Hikmat
files/user/4/ngabuburit-berlatih-teater-undip.jpg
Ngabuburit dengan Berlatih Teater di Bekas Kampus Sastra

Sejak ditinggalkan para penghuninya akhir Januari lalu, kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) di Pleburan, kini mirip hutan ilalang. Semak belukar tumbuh liar dan menjulang, melebihi dua kali tinggi orang dewasa.

Jika malam, Anda akan mendapati sebuah lokasi uji nyali yang sempurna. Listrik telah lama almarhum, jadi mafhum saja jika hanya mahluk gaib dan binatang malam yang merasa nyaman. Setelah berbulan-bulan tak terjamah manusia, masyarakat sekitar kampus dikagetkan oleh suara-suara aneh yang menggema.

Seperti suara manusia yang berdialog dengan nada marah tapi tak bisa dicerna. Keganjilan itu membuat beberapa orang melongok ke dalam untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.Ternyata sumber suara itu memang manusia. Ada sekitar lima orang di sana.

Dua di antaranya bergerak-gerak mirip orang sakau di joglo yang dulu sering digunakan pertunjukan teater dan musik itu. Tiga lainnya mengitari mobil Toyota biru tua yang mangkrak di sebelahnya. Sesekali mobil tanpa plat nomor itu dibelai-belai dan diajak bicara layaknya manusia. Sejurus kemudian ganti dimarahi, digedor-gedor kemudian dinaiki atapnya.

Lima orang "gila" itu adalah anggota Komunitas Roda Gila dan Kerlab Kelip Bersaudara. Komunitas yang ber-homebase di Jalan Jeruk V, Kelurahan Lamper ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater terbarunya. Dua kali seminggu mereka berlatih secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.

Jumat (19/8) sore giliran kampus FIB Pleburan menjadi panggungnya. "Biasanya kami latihan minggu pagi dan Jumat malam. Tapi sejak awal Ramadan kami ganti latihan sore, sekaligus ngabuburit menunggu waktu buka," kata Khotibul Umam, dedengkot Roda Gila.

Latihan Menyesuaikan

Selain jadwal, porsi latihan pada bulan Ramadan juga menyesuaikan. Jika biasanya banyak menggenjot fisik, kali ini lebih fokus pada olah nafas, olah rasa, dan pendalaman vokal karakter. Tiga hal itu dikemas dalam suatu permainan merespon benda-benda yang ada di sekitar tempat latihan.

Dengan konsep itu, kampus FIB Pleburan seakan menjadi panggung imajinatif yang kaya properti pentas. "Joglo yang kotor bukan kepalang, ilalang liar, dedaunan yang berserakan dan mobil tua yang teronggok di pojokan, semuanya menarik untuk direspon, bekas kampus sastra ini terlalu kaya untuk dianggurkan," kata Umam.

Meski masuk akal dalam konteks latihan, di sisi lain, pernyataannya menyiratkan kritikan. Sebagai alumni FIB Undip, Umam dan anggota Roda Gila lain seperti Vickirrahman dan Bagus Taifiqurrahman ingin menyentil otoritas kampus untuk tidak melupakan gedung yang pernah jaya sebagai pusat pergerakan dan pemikiran mahasiswa di era orba.

"Jika mau, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk kembali memakmurkan kampus ini. Latihan sembari ngabuburit ini salah satunya, " tukas alumni Teater Emka itu.

(Anton Sudibyo/CN26/Suara Merdeka)


Sumber: SuaraMerdeka.com, 19 Agustus 2011 19:47 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler