Skip to Content

SMH (Suyatmi) dan TAS (Cahayati)

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

SmH (Suyatmi) dan TAS (Cahayati)

 

Ada 2 puisi yang menarik untuk disimak pagi ini. Menyimak bukan pada isi atau pesan yang disampaikan oleh penggubahnya tapi pada penggunaan kata ganti empunya.

 

Dua puisi itu adalah SEBENING MATA HATI (SMH) gubahan Suyatmi dan TEMANI AKU SELALU (TAS) gubahan Cahayati. Dua gubahan ini lahir hampir pada tanggal yang sama, Masih hangat. Sama-sama Februari tanggal 20an.

 

Coba simak.

 

 

SEBENING MATA HATI Suyatmi

 

Suara hujan mengiringi malam sunyi

Rintik tiada henti hingga menjelang pagi

Menemani hati yang dilanda rindu tak terperi

Dan berharap air membawa kesejukan kasih murni

 

Mentari malu tak jua menampakkan diri

Awan kelabu menghalagi sinar pagi

Hingga cahayanya tak menyalurkan kehangatan hati

 

Angan mengembang melayang mengembara

Terbang bebas menembus tebalnya mega

Memohon agar mentari meluncurkan secercah cahaya

 

Bias sinar menghampiri embun yang sedang menanti

Agar kehangatannya menggulirkan bulir-bulir suci

Hingga menetes membasuh kalbu

Jernih sebening mata hati yang merindu

 

Yogya, 24022021 09.28 253

 

 

TEMANI AKU SELALU Cahayati

 

Serupa daun kering

Jiwaku hampa terombang ambing

Dalam rindu resah menimbang

Kecintaanku membuat bimbang

 

Jangan kau cepat berlalu

Melayang bagai debu

Terbang ke awan kelabu

 

Terhempas diam membisu

Tinggallah aku dan laraku

Sepi telah menyiksa batinku

 

Kuingin kau selalu menemani hariku

Saat senja maupun terbit matahariku

Disiang dan malamku

Kuikat tali kasih bersamamu

 

Candi Jawa Timur, 073028022021

 

 

Kedua puisi ini sama bagusnya. Sajak yang disyaratkan oleh bentuk #4334 sudah dipenuhi. Lalu apa dan mana perbedaannya.

 

Pada SMH sama sekali tidak ada kata ganti empunya. Pada SMH tidak ada –ku, aku, kau, engkau, -mu, kamu. Sebaliknya pada TAS kita lihat sangat banyak. Ada 12.

 

Mengapa bisa terjadi. Tidak akan ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini. Baris dan bait SBH seolah terkunci untuk bisa mengeluarkan –ku, aku, kau, engkau, -mu, kamu. SMH terasa sangat kental. Sedangkan TAS terasa sangat encer. Baris dan baitnya sangat terbuka untuk pengulangan kata ganti sehingga muncul 12 kali.

 

Tidak hanya Cahayati dengan TASnya. Bahkan Chairil Anwar (CA) mengulangi aku, -ku, kau. Mari kita baca puisi CA.


Aku (Chairil Anwar)

 

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

 

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

 

Ada 10 kata ganti di dalamnya. Setiap penulis mempunyai alasan untuk memunculkan atau tidak memunculkan “aku” pada gubahannya.

 

Tulisan pendek ini semoga menjadi semangat pendorong bagi semua penulis untuk terus menulis.

 

Terima kasih kepada Suyatmi dan Cahayati atas keteguhannya menggubah puisi dalam bentuk #4334.

 

202102280843 Kotabaru Karawang

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler