Skip to Content

puisi alam

Aku Adalah Kertas

Aku adalah kertas

Yang tidak bisa menulisi diriku sendiri

Bermain dengan tinta hitam sebelum menjadi usang

Atau menjadi saksi nyata yang dipertaruhkan

 

Senja

Itu kemarin-kemarin aku temui
Di batas-batas atap selimut angkasa
Perlahan sinar-sinar menyapa semesta
Semburan pesona-pesona saling mengisi

Kumandang surau-surau menyeru

Senyum Tersungging

Tinggi menjulang itulah mereka

Berjajar rapi menutupi bumi

Lalu lalang tak terhina, sungguh

Kau tembus bagaikan senapan angin

Hilang sudah permata bumi ini

POHON BERINGIN

Aku pohon, pohon beringin
Aku lebat, aku syahdu dengan serabutku
Aku rindang, penuh dengan misteri di setiap helainya

Aku tumbuh, di tempat yang aku ingin makami

REMBULAN

Rembulan....
Mengapa Engkau berhenti bersinar?
Adakah cahya Mentari tak sampai dalam pelukmu
Kemudian apa arti malamku tanpa purnamamu

Rintihan alamku

gemericik air yang jatuh dari tangkai nya


gesekan penuh arti antara dedaunan dan semilir angin sore yang syahdu

KEMASAN HARI

Sebelum menjamah hari bersama nada camar nyaring bersiul
Sang fajar masih menyimpan sejuta senyuman simpul
Biasan sayunya merayu di dinding langit kota Pancasila

Tangis Hari Pecah diBatu

Serumpun bambu silir mendesir

mengalun nada digerisik dedaunan

merimpang akar-akar tanah-tanah retak

benihnya tumbuh dari debu-debu rahim

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler