Senja Entah kapan
Oleh: Gungun Mulyawan Nawari
Sekarang senja benar-benar tenggelam
Sia-sia aku menggali
Manusia kecil yang menggebu mimpi
Suatu saat menjadi orang besar yang membawa revolusi kearifan
Atau barangkali menjadi orang besar yang penuh sorak kekaguman
Jawablah!
Kau siapa sesungguhnya?
Bertahta duduk di istana
Tanpa malu kau berkata
Membungkus dusta
dengan senyum licik
Dari balik kecewa itu terucap serapah
Dengki yang memuncak lagi gundah
Goresan luka seperti belati
Menyayatnyayat namun tak mati
Disaat datang dan kembali
Tak sempat kusapa bunga melatiku
Terlintas tak terbesit sedikitpun
Acuh tak acuh
Apalah daya diriku
Perlukah kutunjukkan rasaku
Padamu, Kata-kataku
Dia mengusikku, diawal bertemu
Bertemu diawal , dia mengusikku
November tgl 3 2023
Qin,, pukul 02.33 kutulis ungkapan jiwa
dari seorang wanita yang lelah akan penantian
untuk seorang wanita yang kenyang akan harapan
Qin Usai lah
mundur dg segala kesedihan
hari ini tidak akan takut dengan kesepian
karena melepaskan dg iklas puncak dari cinta sebenarnya
PANGGUNGNYA JALAN SETAPAK
Seperti ombak bergulung berkejaran lalu berderai
Dan Hujan Oleh: Asep Saeful Azhar
hujan turun perlahan
membasahi pohon-pohon dan rerumputan
Komentar Terbaru