Skip to Content

Desember 2013

KAU

kau saja yang ditentukan
akukah yang jadi mimpi
atau mimpikah yang jadi aku
kau saja yang pastikan
hidupkah aku tanpamu
atau tanpamukah aku hidup
kau saja yang ceritakan
sepikah aku dalam rindu

BIAR SAJA

biar saja sajak yang bicara
di dinding hatiku ada siapa
biar saja balada yang bercerita
di do'aku hanya kau saja

aku bukan merayu
karena semilir yang mendayu
menghanyutkan kuncup-kuncup layu

para dusta

bagaimanakah?
sungguh, ini telah mencapai titik terendah. hanya tinggal sedetik lagi, nafasku sudah lunta.

puisi

memandang langit senja.

jauh menatap pandangan nista.

jerit rakyat jelata teraniaya.

kedzaliman penguasa kian meraja.

hai kenapa kalian terpaku disana.

 

bunga-bunga berguguan.

rakyat menangis hilanglah angan.

berharap terwujudnya harapan.

yang dijanjikan oleh kalian.

 

hai penguasa.

why did you come late?

malam mulai merayapi punggungku. dan ku masih tak kuasa membiarkan mataku tertutup begitu saja.
ahh.. bagaimana memulainya? 

PERGI SEKOLAH

PERGI SEKOLAH

 

Tidurlah putriku….

Besok pagi burung burung akan menyanyi,

Mengiringi hujan matahari

Titik O Km

Pada petang yg rindang
aku meradang
berjalan pada akar-akar kegelapan,
menuju terang benderang.

saksi bisu

bunga depan rumah

muram dan membisu

tentang kejadian malam

anak manusia sundal

 

aneh dan rapat

terjadi dalam sekejap

waktu dhuha

dhuha

waktu yang membelakangi terbit matahari

dengan meringkik dan menukik

akan panas yang terus memanas

lepas tak muat akan

 

dhuha

Sesederhana itu haruku

Malam pertengahan
Bertabur gemerlap lampu kota
Perlahan kita menapaki jalan
Mencari penghangat untuk ditengguk sejenak
Sembari menunggu janji sebuah cerita yang akan membuatku tergelitik, katanya


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler