Skip to Content

Suara Puisi Rakyat

Foto Arya Bumi Raka Wisakti

anak-anak pembangunan
hampir menuju dewasa 
seperti altar candi
relief penyaksian rakyat yang derita
kekuasaan bertahta tetesan darah
airsusu ibu diperas jabangbayi revolusi
terus melaju jangan henti melangkah
perjuangan melawan ketidak-adilan amanah
siapa yang akan berkuasa
maka layaknya penerus arah langkah revolusi
kota-kota sengaja dibangun kapitalisme 
untuk membunuh seluruh desantara
catatan manuskrip hilang entah kemana
kolonial membawa semua duga isi sastra
dwipantara mengecil kembali dari nusantara
republik bukan satu langkah keabadian
bawah tanah masih terus bekerja untuk budaya
jika kota menjadi sarang para bedebah
menjajah segala isi semesta
yang bukan untuk azas bersama
mari, kita mati sebagai mulia
bukan, ini bukan sajak biru pujangga
juga bukan larik syair pemuisi
atau catatan dari para purba prosai
aku hanyalah suara penderitaan 
serak kecil nurani sang jelata
rakyat! ya akulah rakyat
yang kerap sepakat akan pancasila
tapi kerap kau matikan sebagai isi
kau bunuh aku dari jalan-jalan raya
dibuang ke pinggiran sungai bengawan
melayat sampai lereng awan merapi
namun, aku berdiri tegak sebuah ingatan
patutkah, zaman kerap melupa
umur penguasa bertahan sementara
tetapi suara-suara anak sungai
bukit para nenek moyang
lautan para dewa
kesenian, kebudayaan sampai susastra
o! ia akan terus berusia sepanjang bumi
berteriak untuk sebuah keadilan
panjanglah umur bagi sang revolusi
jangan sampai kau terkhianati kembali
(sang-jalang) 
Cinta Cinta Cinta
BUMI CINTA
Yogyakarta, Indonesia 
Juni 2025

anak-anak pembangunan

hampir menuju dewasa 

seperti altar candi

relief penyaksian rakyat yang derita

kekuasaan bertahta tetesan darah

airsusu ibu diperas jabangbayi revolusi

terus melaju jangan henti melangkah

perjuangan melawan ketidak-adilan amanah

siapa yang akan berkuasa

maka layaknya penerus arah langkah revolusi


kota-kota sengaja dibangun kapitalisme 

untuk membunuh seluruh desantara

catatan manuskrip hilang entah kemana

kolonial membawa semua duga isi sastra

dwipantara mengecil kembali dari nusantara

republik bukan satu langkah keabadian

bawah tanah masih terus bekerja untuk budaya

jika kota menjadi sarang para bedebah

menjajah segala isi semesta

yang bukan untuk azas bersama

mari, kita mati sebagai mulia


bukan, ini bukan sajak biru pujangga

juga bukan larik syair pemuisi

atau catatan dari para purba prosai

aku hanyalah suara penderitaan 

serak kecil nurani sang jelata

rakyat! ya akulah rakyat

yang kerap sepakat akan pancasila

tapi kerap kau matikan sebagai isi

kau bunuh aku dari jalan-jalan raya

dibuang ke pinggiran sungai bengawan

melayat sampai lereng awan merapi

namun, aku berdiri tegak sebuah ingatan


patutkah, zaman kerap melupa

umur penguasa bertahan sementara

tetapi suara-suara anak sungai

bukit para nenek moyang

lautan para dewa

kesenian, kebudayaan sampai susastra

o! ia akan terus berusia sepanjang bumi

berteriak untuk sebuah keadilan

panjanglah umur bagi sang revolusi

jangan sampai kau terkhianati kembali


(sang-jalang) 


Cinta Cinta Cinta


BUMI CINTA

Yogyakarta, Indonesia 

Juni 2025

Komentar

Foto Arya Bumi Raka Wisakti

Salam REVOLUSI CINTA, dariku.

Salam REVOLUSI CINTA,
dariku.

BUMI CINTA

BUMI CINTA

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler