Skip to Content

Juni 2020

DI BALIK PUISI HONG NGALI NGALI HONG

Aku kenal baik dengan dua orang bhiksu. Aku dikenalkan kepada mereka berdua oleh seseorang yang beragama Budha. Dia pernah menjadi muridku ketika masih di sekolah dasar. Awalnya aku hanya kenal seorang saja (alm) lalu beberapa bulan kemudian kenal dengan yang kedua.

HIDUPLAH, JANGAN MATI. MATILAH, JANGAN HIDUP

Aku terdiam. Jemariku kaku mengikuti irama hati yang tiba-tiba membeku. Aku bertanya siapakah aku dalam pikiran dan perasaanmu. Pada pesan yang kau kirim aku bukan saja melihat deretan huruf yang kau rangkai menjadi kata dan kalimat untuk menyampaikan isi hatimu.

DI BALIK PUISI AYAT-AYAT DI WAJAH KEKASIH

Bilangan tahun yang kupakai untuk sampai ke AYAT-AYAT DI WAJAH KEKASIH tidak sebentar. Hampir 10 tahun. Puisi ini adalah Kristal pemahamanku tentang Surat An-Nur ayat 35. Terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia, yang aku kutip dari Google (TafsirQ.com) berbunyi sbb. :

SURAT TAK DITULIS

 

kekasihku lepaskan perlahan ikatan rambutmu

biarkan pekatnya tergerai indah singgah di bahu

SISA MIMPI DAN HARAPAN

 

Lelah tapi aku masih menyisakan sebuah mimpi

Untuk memetik melati esok saat pagi tiba

SALAM

 

engkaulah salam darimu salam

kembali padamu salam

selamat pagi

kuterima salam

SURAT UNTUK SENDIRI

 

jika berita esok tentang diri telah datang hari ini

maka tangan akan kaku digantungi beban

TERIMAKASIH YANG MULIA

 

Terima kasih yang mulia biji lada

Dalam satu butirmu

kau mengajari aku tentang luasnya alam semesta

TERPISAHKAH AKU

 

Tempat berpijak bumimu

Do’a dipanjatkan kepadamu

Yang berjalan ketentuanmu

 

TINGGAL SEBENTAR LAGI AGUSTUS

 

Sebentar lagi bulan Agustus

Di pinggir jalan sudah banyak kardus

Menunggu lemparan koin limaratus



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler